Memahami Kepiluan Keluarga Korban Pesawat Malaysia Airlines MH370. Sebagaimana diberitakan, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyatakan, Senin 24/3/2014, pesawat Malaysia Airlines MH370, yang hilang selama lebih dari dua minggu, jatuh di Samudera Hindia bab selatan.  |
gambar diambil dari merdeka.com |
Analisa satelit yang gres dari Inggris memperlihatkan bahwa Penerbangan MH370 yang membawa 239 orang, terakhir kali terlihat di tengah antara Samudera Hindia di sebelah barat Perth, Australia. Pengumuman tersebut sontak menerima reaksi negative dan menciptakan semua keluarga korban, sock dan emosi. Pasalnya, selama ini pemerintah Malaysia memperlihatkan cita-cita kepada semua keluarga korban selama lebih dari dua minggu, namun kesudahannya mengumumkan secara resmi bahwa pesawat dinyatakan jatuh dengan para penumpang tak satu pun yang selamat. Padahal, pengumuman tersebut didasarkan pada analisa satelit Inggris yang tanpa bukti yang jelas. Tidak ada seorang pun yang sanggup menyatakan pesawat jatuh lantaran alasannya apa? Dan bukti puing-puing pesawat dari Samudra Hindia pun tidak ada. Maka masuk akal apabila semua keluarga korban masih berharap banyak bahwa pesawat masih berstatus misteri. Mereka lebih baik mendapatkan statement yang menyatakan pesawat masih dalam pencarian dan keberadaannya masih misteri.
Bagi orang yang belum pernah mengalami kehilangan anggota sanak saudara tersayang, tentu saja tidak akan ikut larut atau memahami bagaimana kondisi psikis para keluarga korban. Dan, sekalipun seseorang itu pernah mengalami hal serupa, tidak akan mengalami kepiluan yang luar biasa apabila tidak ada kedekatan emosional yang mendalam dengan saudara yang meninggal itu. Saya sendiri sudah dua kali mengalami kehilangan dua abang kandung yang sangat saya sayangi begitu cepat meninggalkan kami. Kami sangat mencintai mereka, namun mereka (kakakku) yang satu meninggal akhir kanker paru-paru ganas dalam waktu singkat. Dan yang satu lagi meninggal akhir penyakit asma akut. Berbulan-bulan saya merasa seolah-olah mereka masih hidup berada bersama kami. Bahkan sampai artikel ini ditulis, saya masih membayangkan bahwa abang saya masih utuh tidak hancur di dalam kubur. Kami sudah mencar ilmu banyak ihwal hidup dari mereka. Mereka sudah memperlihatkan contoh kepada kami dan keluarganya. Sudah 4 tahun yang kemudian mereka tiada, namun rindu kami masih terlalu dalam. Saya sendiri termasuk orang yang berpengaruh menahan tangis ketika keluarga ada yang meninggal, namun ternyata tak berpengaruh juga manakala si kecil anak almarhum menangis membangun-bangunkan ayahnya yang sudah terbujur kaku.
Begitu juga tentunya yang dirasakan saudara-saudara kita yang mengalami petaka hilangnya anggota keluarga bersama Pesawat Malaysia Airlines MH370. Saya sanggup mencicipi kesedihan dari mereka. Bahkan mungkin ada yang lebih pilu dari apa yang pernah saya alami dulu. Maka, masuk akal pula apabila di setiap info di dunia maya, ada komentar yang menyatakan kurang simpatik eksklusif menerima hujatan dari mereka yang simpatik. Spekulasi dari pakar pesawat sekelas BJ. Habibie sekalipun tetap menerima penyangkalan yang berisi spekulasi sebaliknya. Habibie pernah menyatakan bahwa Malaysia Airlines MH370 meledak di ketinggian 10 km dengan alasannya entah lantaran apa. Mereka para keluarga korban seakan tidak tulus kalau Malaysia Airlines MH370 sudah benar-benar meledak. Pentolan Malaysia pun pernah berucap sembarangan bahwa Samudra Hindia ialah Segitiga Bermuda 2. Pernyataan itu dianggap kelakar yang tidak pada tempatnya. Memang, ya demikian. Lalu, ada juga seorang gadis Malaysia menulis dan mengunggah foto ibunya di twitter sebagai korban pesawat Malaysia Airlines MH370, namun ternyata HOAX. Ini tentu saja yang lebih parah dihujat dan diperingatkan oleh banyak orang di dumay.
Ketika saya membaca info di situs Antaranews.com yang melansir nasib salah satu pramugara Malaysia Airlines MH370, hati ini semakin terenyuh. Cerita nasib pramugara yang dituturkan oleh isterinya yang tengah mengandung (hamil) itu cukup memperlihatkan banyak hikmah. "I love you" menjadi kalimat terakhir paling indah yang diterima Intan Maizura Othaman dari suaminya Mohamad Hazrin Hasnan yang ialah pramugara pesawat Malaysia Airlines MH370.
Menurut Intan, suaminya sudah ketinggalan kendaraan penjemput awak Malaysia Airlines yang biasanya membawa ia ke Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), tetapi lantaran setia pada tugas, Hazrin meminta istrinya mengantarkan ia ke bandara.
"Intan antar ia ke KLIA dan kami bercengkerama ibarat biasa, tetapi sebelum keluar dari kendaraan ia telah mencium tangan saya, dan mengucapkan kata I love you. Itulah yang akan menjadi kenangan paling indah bersamanya," kata ia selepas pengajian yasinan dan salat hajat di kediamannya di Shah Alam, ibarat dikutip laman Utusan Malaysia.
Intan Maizura yang tengah mengandung enam bulan itu berkata, meskipun berat mendapatkan kenyataan orang paling dicintainya itu telah pergi selama-lamanya, ia berusaha tetap tenang.
"Saya amat merindukannya, tetapi saya tetap damai menghadapi apa yang sedang berlaku dan kalau benar suami saya sekarang ada di Samudera Hindia, biarlah ia beristirahat dengan tenang".
Intan terpaksa menghibur anaknya Iman yang gres berusia empat tahun yang sering menanyakan ayahnya.
Intan berkata, segera sesudah pesawat yang ditumpangi suaminya dinyatakan hilang 8 Maret lalu, anak perempuannya itu menjadi sering menanyakan keberadaan ayahnya. Intan hanya menjawab sang ayah sedang pergi.
Namun sesudah pemerintah Malaysia menyatakan MH370 telah berakhir di Samudera Hinda, Intan tak sanggup lagi memperlihatkan cita-cita kepada anaknya itu. Dia pun memberitahu sang anak bahwa ayahnya telah pergi ke surga.
"Setelah itu Iman memahaminya dan (dia) akan memberi balasan 'Papa ke surga' kalau ia ditanyai (teman dan orang lain) di mana ayahnya.
"Dia sekarang juga tidak lagi menanyakan soal itu," kata Intan, air mata menetes dari wanita ini.
Kini Intan berharap membesarkan anak-anaknya dengan sumbangan saudara dan semua pihak. Dia akan terus bekerja demi menafkahi keluarganya, demikian laman Utusan Malaysia.
Pembaca, kalau benar pesawat Malaysia Airlines MH370 telah jatuh atau meledak tak satupun penumpang yang selamat, maka pramugara tersebut bekerjsama telah memperlihatkan aba-aba untuk isteri dan anaknya tercinta. Seandainya ia tetapkan untuk tidak masuk kerja lantaran kertinggalan, mungkin ia akan selamat. Akan tetapi, itulah diam-diam Tuhan ihwal semua umur manusia. Kita semua akan menemui-NYa. Hanya problem waktu.
Kita semua hanya sanggup berdoa untuk semua para korban. Semoga mereka semua arwahnya diterima di sisi Allah SWT, ditempatkan di kawasan yang diridhai Allah SWT. Dan, kepada para keluarga yang ditinggalkan, semoga berpengaruh dan tabah mendapatkan cobaan itu. Kita semua milik Allah SWT dan kepadaNYa pula kita akan kembali. Pesawat Malaysia Airlines MH730 hari ini (saat artikel ini ditulis, 27/3/2014) dinyatakan benar jatuh sesuai yang dijelaskan di atas. Berita terakhir hari ini baca di sini Salam dari saya untuk keluarga korban Malaysia Airlines MH370.
0 komentar:
Posting Komentar