Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Kamis, 18 Desember 2014

Patung Kasmin Pahlawan Tak Dikenal Dari Tinggar . Pahlawan tak dikenal yang dimaksud dalam sejarah Indonesia itu yakni seseorang yang jelas-jelas telah ikut berjuang merebut dan atau mempertahankan kemerdekaan tanah air Indonesia kemudian gugur, namun tiada yang mengenalnya. Maka mereka tak satu pun tercatat dalam buku sejarah mana pun. Berapa ribu orang yang menjadi pahlawan tak dikenal gugur dalam kontribusinya merebut kemerdekaan negeri ini puluhan tahun yang lalu. Pahlawan tak dikenal yakni bukan saja mereka yang berjuang mengangkat senjata, namun semua orang yang terlibat dalam kancah itu disebut pahlawan. Seorang ibu yang menjadi anggota palang merah menolong para pahlawan yang berperang pun yakni pahlawan. Mereka yang disuruh kerja paksa (rodi dan romusha) sampai mati pun yakni pahlawan.
Pahlawan, beliau tak pernah meminta balas jasa, penghargaan, materi, atau apa pun. Yang mereka lakukan hanya demi negaranya, demi sebuah kehormatan yang telah dirampas para koloni. Pahlawan yakni satu sosok yang selalu punya asa. Satu sosok yang berjasa. Mereka memang mempunyai arti yang penting, namun beliau juga jadinya menjadi satu sosok yang begitu gampang terlupa.
Jika ada satu tanya mengusik hati, seberapa penting arti seorang pahlawan dalam kehidupan kini? Mungkin tak akan ada tanggapan yang terucap. Bukan lantaran kita tak tahu. Bukan lantaran kita tak mengerti. Bukan pula lantaran kita tak peduli. Hanya saja, tak ada sepatah kata pun yang mampu menjadi jawabannya. Dalam kekhusuan penghayatan yang takjim dikala mengenang mereka, maka tak terasa air mata kita berlinang. Namun, betulkah semua jiwa penikmat kemerdekaan ini bisa mengenang sampai berlinangan air mata? Sudahkah para siswa-siswi kita menaikkan bendera ke ujung tiang bendera seraya hatinya khidmat dan takjim bahkan menangis mengenangnya?
Kini pahlawan itu telah tiada. Mereka hilang dalam untaian waktu yang begulir terlalu cepat. Mereka terlupakan sejalan dengan majunya perkembangan zaman. Mereka seolah menjadi tak berarti dan tak lagi dikenali, bahkan di negerinya sendiri ia telah dilupakan. Tiada lagi yang peduli. Sungguh, jangankan pahlawan lokal yang nun jauh di sana, di wilayahnya sendiri hampir sebagian anak muda dan anak sekolah setempat tidak mengenalnya. Seperti pahlawan lokal yang satu ini : Bapak Kasmin.
Puluhan tahun yang lalu, tepatnya waktu zaman penjajahan Jepang, terjadilah satu kejadian heroik yang dilakukan Pak Kasmin salah satu warga Tinggar Desa Sukalaksana Kecamatan Curug Kota Serang Provinsi Banten.
Menurut dongeng ayah saya sendiri yang lahir di Serang, pada tahun 1935, menyampaikan bahwa Kasmin yakni orang Tinggar yang terkenal lantaran kejawaraannya. Ia seorang jawara dalam arti pemberani dan tidak mempan dibacok. Ketika itu, Jepang sudah menduduki seluruh antero Indonesia sampai ke pelososk-pelosok. Iring-iringan tentara Jepang memakai kendaraan tank baja/panser sudah menjadi pemandangan rakyat Indonesia waktu itu. Kasmin, yang gerah dan tidak rela tumpah darahnya dijajah koloni Jepang, murka. Sehingga ketika terjadi satu rombongan kendaraan beroda empat tentara Jepang bersenjata lengkap melintas di jalan Tinggar, Kasmin menyerangnya seorang diri dengan membabi buta memakai senjata golok.
Datang, menyerang, perang. Kasmin  melakukan kekonyolan. Perang dilakukannya seorang diri tanpa taktik dan perhitungan. Hanya bermodalkan golok dan keberanian, melawan senjata api lengkap. Tentu saja Kasmin dibombardir oleh tentara Jepang. Kasmin gugur sebagai pahlawan.
Lantas betulkah Kasmin layak disebut pahlawan? Tentu saja ya. Kasmin yakni pelaku sejarah. Sangat mutlak ia yakni seorang pahlawan. Namun mungkin Kasmin yakni pahlawan bukan pahlawan tak dikenal, tapi pahlawan yang kurang dikenal secara luas (populer). Buktinya, pernahkah Anda mendengar atau membaca kisah kepahlawanan Kasmin dari sumber bacaan atau dari verbal ke mulut? Jangankan Anda yang mungkin orang jauh dari Serang, orang Tinggar pun banyak yang belum tahu siapa Kasmin itu. Terutama kaum muda terpelejar sekalipun. Hal ini disebabkan lantaran ibarat yang telah diungkapkan di atas. Tidak ada penanaman nilai-nilai kepahlawanan dalam bentuk dongeng pahlawan terdekat dan agresi ziarah ke makam pahlawan yang dimaksud.
Namun tak mungkin Kasmin diabadikan dalam bentuk patung, apabila tanpa adanya saksi dan tanpa diketahui oleh pihak berwenang di bidang sejarah dan kepahlawanan. Untuk mengenang kepahlawanan Kasmin, maka Kasmin dibentuk patung yang bangun di atas tugu semen setinggi 1,20 M. Patung Kasmin digambarkan sesuai dengan penampilan jati dirinya sebagai jawara. Berpakaian celana sontog hitam berselendang sarung sambil mengacungkan sebilah golok yang berdarah. Terletak di sudut pertigaan jalan Pasar Tinggar Desa Sukalaksana Kecamatan Curug Kota Serang. Dekat warung nasi Mardan, 1 km sebelah selatan Kantor Kecamatan Curug. Berikut patung Kasmin yang sempat saya foto ketika saya lewat jalan Tinggar.

Patung Kasmin memegang Golok, mengenakan laken, berselendang sarung (untuk melihat lebih besar silakan klik gambar.

Patung Kasmin memegang Golok, mengenakan laken, berselendang sarung, bangun di sebuah tugu di samping warung berjulukan Hujazi, tanpa pagar yang tepat lantaran rantai besi yang mengelilingi telah rusak

Sebelum saya singkirkan Patung Kasmin meemegang golok berbalut sebuah topi loreng. Terlihat tugu yang mulai lapuk

Patung Kasmin dengan golok tertutup topi loreng, dilihat dari posisi belakang, menghadap jalan raya Tinggar-serang

Golok berdarah terlihat lebih jelas, entah oleh siapa, golok yang dipegang ditumpangi topi loreng

Saya memposting bahan ini tidak sempat menanyakan kepada pihak Desa atau warga setempat wacana di mana makamnya. Dan saya juga tidak tahu, siapa yang mempunyai inspirasi mengembangkan patung itu, pihak desa, kecamatan, atau dinas terkait.
Demikian semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar