Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Kamis, 24 April 2014

Gambar Kegiatan PPS Desa Mekar Baru Kecamatan Petir pada Pemilu 2014. Kegiatan PPS sesungguhnya dimulai semenjak diterimanya SK sebagai PPS. Mulai dari sensus hingga dengan pemutakhiran data dan DPT. Namun yang akan saya update ini hanyalah gambar sebagian kecil aktivitas PPS yang kami lakukan selama pencoblosan dan sesudah pencoblosan termasuk rapat pleno di PPS (di desa). Sayangnya gambar tidak diambil dari tiap TPS yang ada se-Mekar Baru alasannya saya yang membawa kamera seringkali sibuk tak terpikirkan untuk mengambil gambar. Sebagai dokumen pribadi dan untuk mengisi kekosongan ide, saya update beberapa gambar aktivitas berikut ini.

Gbr. 1 TPS 5
Gambar TPS 5 diambil saat PPS memantau ke lokasi pencoblosan. TPS 5 memakai joglo rumah warga yang menjadi salah satu anggota KPPS. TPS 5 diketuai oleh Bapak Suhamid. TPS ini termasuk paling cepat menuntaskan pemungutan bunyi dan melengkapi Berita Acara.

Gbr. 2 Situasi dan deretan kawasan duduk para petugas di TPS 5
Gbr. 3 Situasi Penghitungan Suara di TPS 5
Gbr. 4 Ketua TPS 6 Membuka dan menghitung surat suara
 Letak TPS 6 di Kampung Lembur Jati Desa Mekar Baru, sebagai Ketua adalah Bapak M. Juhri.

Gbr. 5 Petugas KPPS 6 sedang menulis Berita Acara
TPS 6 termasuk TPS yang paling buncit menuntaskan tugasnya hingga jam 3 subuh. Penghitungan ulang alasannya ada kesalahan dan penyelesaian isu program dilakukan di pagi hari hingga jam 03.00.
Gbr. 6 Ketua TPS 5 Suhamid bertopi hitam sedang menyidik isu program
Gbr. 7 Petugas PPS sedang memperlihatkan suaranya di TPS 6
Semua petugas PPS mempunyai hak pilih, dan masing-masing kawasan TPS-nya berbeda. Kegiatan pemantauan ke TPS-TPS dimanfaatkannya untuk mencoblos di TPS sesuai surat panggilan. Gbr 7 Ahmad Mudzakir Kepala Sekretariat PPS sekaligus Sekdes Mekar Baru sedang memperlihatkan suaranya di TPS 6.
Gbr. 8 Ketua PPS Entay Tayubi Abshal, sehari sebelum Pileg di ruang kerjanya
Gbr. 9 di TPS 5 Petugas KPPS sedang melaksanakan packing surat suara

Gbr. 10 Petugas PPS sedang persiapan Rapat Pleno mencek data TPS di depan Camat Petir (bertopi) sedang diwawancara awak media salah satu Majalah Jurnal
 Pelaksanaan Rapat Pleno di PPS Desa Mekar Baru dihadiri Camat Petir tanpa sambutan atau pengarahan.
Gbr. 11 Ketua PPS Mekar Baru Membuka Rapat Pleno di hadapan para Ketua KPPS, Saksi, Panwas dan Masyarakat.
Gbr. 12 Persiapan Kertas Plano
Heheh....rupanya foto aktivitas ini selanjutnya diupload tidak sesuai kronologis alias tidak berurut sesuai kejadian perkara, dan saya agaknya sedang males melukir gambar yang terlanjur zigzag ini. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.

Gbr. 13 Masih Ketua PPS membuka Rapat Pleno (Merah Putih bertopi)
Gbr. 14 Dari kiri : M. Juhri Ketua TPS 6 membacakan Rekapitulasi, Seorang Saksi, Seorang saksi dan belakang Raden Dariya Ketua TPS 3

Gbr. 15 Petugas PPS Rusli sedang membuka kotak bunyi TPS 1 yang pertama didampingi Bapak Rusdi, membelakangi Ketua PPS Entay Tayubi Abshal

Gbr. 16 Rusli memperlihatkan isi kotak bunyi TPS 1

Gbr. 17 Ketua PPS membuka pertama Berita Acara TPS 1

Gbr. 18 Bapak Rusdi mencatat perolehan sura yang dibacakan Ketua KPPS
Gbr. 19 Para Saksi, Pengawas, dan Timses
 Para Saksi dan Panwas serta tim sukses yang hadir pada program Rapat Pleno, sangat antusias menyaksikan dan mengawasi jalannya pencatatan bunyi setiap Caleg. Abdul Hamid kaos merah seorang saksi dan timses dari PPP (mengawal bunyi Kartika Caleg dewan perwakilan rakyat RI), tekun dari pagi hingga sore hari mengikuti jalannya Rapat Pleno.
Gbr. 20 Petugas PPS mencatat bunyi di papan Plano

Gbr. 21 Ahmad Mudzakir, Kepala Sekretariat PPS sedang mengamati dokumen
Gbr. 22 Seorang Panwas Kecamatan Petir
 Panwas Kecamatan Petir yang bersahabat dipanggil Kang Endin ini (gbr. 22) bekerja hampir 24 jam. Selama pemilu berlangsung hingga rapat pleno, ia selalu berkutat pada HP-nya dalam rangka melaporkan pantauannya secara online. Keberaniannya sebagai Panwas tidak ada yang meragukan, alasannya sangat dikenal sebagai dedengkot muda pemain debus TTKKDH asuhan Abah Sakun yang beberapa kegiatannya pernah diupdate di blog ini.
Gbr. 23 Seorang Saksi/Timses menyalin perolehan bunyi dari BA
Pada gambar 23 terlihat seorang saksi (?) dari salah satu partai, walaupun usia lanjut, semangatnya dalam menjalankan kiprah patut diteladani. Beliau tiba beberapa menit sesudah rapat ditutup dan kotak bunyi pun sudah disegel kembali. Dengan budbahasa dia meminta kepada PPS untuk meminjamkan Berita Acara Hasil Rapat Pleno untuk kemudian disalinnya.
 
NAAAAHH.....sekarang mari kita ke Padang untuk santap siang yang kesorean. 
 
Rapat Pleno PPS Mekar Baru dibuka pada pukul 10.00 wib dan selesai sekitar pukul 16.30 wib. Istirahat pada jam 13 lewat alasannya waktunya tanggung. Tentu saja ini menciptakan aktivitas mengisi perut sedikit terhambat dan telat. Saking laparnya, kami eksklusif menelanjangi nasi padang yang sedari tadi sudah menunggu di pojok ruangan dibeli dari warung Padang. Mereka sangat buas melahap nasi padang, lihat saja gambar 24, Kang Rusli Alkantara tanpa penghayatan menyuap nasi hingga jari tangannya pun tergigit gigi. Kalau tidak disingkirkan, helm pun akan dijadikan lalaban. Itulah tabiat orang lapar. Makanya jangan dekat-dekat orang lapar sambil ngedumel, dekatlah orang lapar sambil bawa bungkusan.

Gbr. 24 Makan siang
 Ada abnormalitas terjadi pada muka Ketua PPS saat mau membeli nasi Padang. Dia mimik mukanya kerenyad-kerenyed. Setelah ditanya kenapa, bukannya mules nahan lapar, tapi alasannya merasa galau anggaran nasi minim sedangkan Ketua KPPS ada 8 orang harus diberi makan juga. Untung ada solusi, kasi tau gak ya...!!
Gbr. 25 Dua orang Ketua PPS sedang makan

Gbr. 26 Kepala ketemu Ketua makan bareng
Coba perhatikan tangan Ketua PPS ! Bukan arlojinya, tapi cara meraup nasinya. Tiga suap habis tuh nasi ! Kalau arlojinya sih gak penting, paling-paling seharga 100 ribu. Kalau dituker sama arloji Jenderal Moeldoko juga mungkin bandingannya 1 berbanding 1000 cayut arloji Ketua, heheh...
Gbr. 27 Bapak Faozan Sekretaris PPS sedang makan
Anggota PPS yang satu ini berjulukan Ahmad Faozan yang bersahabat dipanggil Pak Opa oleh siswanya di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Petir. Pembawaannya bersahaja, ramah dan sopan namun mirip-mirip tampang mujahidin. Gak ada dia, maka gak rame. Tatkala kami bekerja kehilangan konsentrasi, biasanya ada saja yang salah. Maka dia niscaya nyeletuk " Tatap, mata Ozan !" Kalau makan, dia paling gede, maklum orang tinggi niscaya perutnya panjang, xixixix...!
Gbr. 28 Anggota PPS saat ngaso

Gbr. 29 Berpoto bersama usai kelar Rapat Pleno
Makan sudah, rapat beres, dan segala pun sudah dikirimkan ke PPK Kecamatan. Kini tinggal menunggu adzan magrib sambil foto-foto narsis. Katanya buat dokumen supaya anak cucu kita kelak sanggup melihat masa kita kini. Akur juga tuh pendapat Bang Opa !
Gbr. 30 Ruclee Alcantara Balagadona
Dalam keheningan kantong, saya paling seneng jikalau Kang Ruclee ini ngebel tiba-tiba. "Pak Joy, ke rumah ada SPJ yang harus ditandatangani 3 bulan !" Saya tidak pernah keberatan tiba ke rumahnya, heheh...
Gbr. 31 Segenap PPS berfoto bersama dengan Kepala Desa Mekar Baru
Kepala Desa Mekar Baru Asep Rupawan didaulat untuk foto bersama kami sebagai kenang-kenangan. Sebenarnya dia juga mempunyai baju seragam yang sama dengan kami, namun alasannya habis pulang dan berganti kaos santai, maka terpaksa mengenakan pakaian apa adanya. Dari kiri : Rusdi, Johari, Ahmad Mudzakir, Asep Rupawan, Entay Tayubi Abshal, Ahmad Faozan, dan Rusli.
Gbr. 32 ASEP RUPAWAN, Kepala Desa Mekar Baru Kec. Petir Kab. Serang Banten
Demikian semoga ada manfaatnya. Mari kita sambut pilpres 9 Juli 2014 dengan optimistis.

Rabu, 23 April 2014

Andiara Aprilia Hikmat Mendulang Suara Fantastis . Andiara Aprilia Hikmat tiada lain yaitu putri Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Pada Pemilu kali ini (2014) ia mencalonkan diri sebagai Dewan Perwakilan Daerah Dapil Banten. Adik kandung Andika Hazrumy ini berhasil mengoleksi bunyi yang terbilang fantastis, yakni pada ketika artikel ini ditulis, ia sudah dipastikan mengantongi bunyi sebanyak 126.508 paling unggul dari 26 Caleg sedapil Banten sebagaimana dilansir merdeka.com.
Andiara Aprilia Hikmat
Walaupun Andiara Aprilia Hikmat, yaitu anak Gubernur Banten yang sedang tersangkut korupsi dan dihujat habis-habisan oleh rakyat Banten, namun ternyata rakyat Banten masih juga sudi menentukan Andiara Aprilia Hikmat  sebagai wakilnya di parlemen. Lalu rakyat Banten yang manakah yang menentukan Andiara Aprilia Hikmat?
Saya tidak ingin berspekulasi buta dalam menebak siapa sih rakyat Banten yang masih sudi menentukan keluarga Atut ini. Kalau dikaitkan dengan apa yang diberitakan oleh banyak sekali media terkait orang tuanya yang korupsi serta bagaimana kekuasaan keluarganya di Banten yang penuh ketidakadilan itu, tampaknya tidak mungkin rakyat Banten akan menentukan siapa pun yang masih terkait keluarga Atut. Namun ternyata, sebagian besar pemilih yang terlanjur menjatuhkan pilihannya pada Andiara, tidak tahu siapa Andiara itu. Anggapan ini saya dasarkan pada hasil dialog sesama petugas PPS Desa Mekar Baru Petir. Saya kebetulan anggota PPS di desa ini. Selain dari hasil dialog sesama PPS, saya juga banyak menemukan pribadi fakta di lapangan ketika melaksanakan safari ke TPS-TPS se-desa Mekar Baru. Hasil pemeriksaan di lapangan inilah yang kemudian jadi materi dialog lucu di sekretariat PPS, alasannya yaitu isi temuannya semuanya sama.
Terus jelas saya termasuk orang yang begitu konsen mengikuti perkembangan pemberitaan korupsi di Banten terlebih-lebih perihal kasus yang sekarang sedang dialami Ratu Atut dan adiknya Wawan. Sehingga saya pun tahu bagaimana kondisi psikis rakyat Banten di level menengah ke atas (berpendidikan). Mereka semua yang termasuk berpendidikan dan anti tirani, tidak akan pernah lagi menentukan caleg dari kalangan dinasti, kecuali mereka yang tidak tahu informasi atau termasuk pendukungnya yang merasa diuntungkan penguasa dan keluarganya. Betulkah begitu?
Saya yakin jawabannya sebagian besar betul. Hal ini menurut hasil penelitian pribadi yang mungkin saja kurang akurat tapi cukup menunjukkan gambaran tingkat kecerdasan masyarakat pemilih secara umum di Banten.
Setiap saya memantau penghitungan bunyi di TPS dari 8 TPS di desa Mekar Baru, Andiara selalu menang/unggul atau kadang berada pada peringkat kedua. Maka hal ini menjadi perhatian saya. Oleh alasannya yaitu itu saya selalu mengorek ada apa di balik itu melaui dialog bersama masyarakat yang masih ada di sekitar TPS. Dari beberapa TPS tidak ditemukan informasi bahwa Andiara membagi-bagikan uang kepada masyarkat. Padahal saya tahu, caleg yang menerima bunyi tidak mengecewakan yaitu yang melaksanakan serangan fajar (money politic). Dasar nasib baik tak akan ke mana bagi Andiara Aprilia Hikmat. Ternyata, mereka tidak tahu bahwa Andiara Aprilia Hikmat itu yaitu anaknya Atut. Banyak dari mereka terutama para pemuda, sehabis diberitahu bahwa Andiara Aprilia Hikmat  itu anaknya Atut, mereka terperanjat kaget, dengan diakhiri ngakak bersama. Alasan mereka yaitu : begitu membuka surat bunyi DPD gambar satu-satunya caleg wanita yang ada hanya Andiara Aprilia Hikmat. Karena cantik, maka mereka memilihnya alasannya yaitu tidak ada satu pun di antara caleg yang dikenal. Makara mereka murni menentukan Andiara Aprilia Hikmat  bukan alasannya yaitu uang, tapi alasannya yaitu kecantikannya tanpa dasar pengetahuan perihal siapa dia. Dasar sempruuull…..!! Kasus serupa ini terjadi di setiap TPS.
Berbeda dengan kisah yang disampaikan salah seorang sobat yang tinggal di Kota Serang (di kota). Ia menyampaikan bahwa orang kota walaupun diberi uang seratus ribu, tidak bakalan milih keluarga Atut (Andiara Aprilia). Salah satu anggota KPPS di TPS 5 pun, ada yang saya bisiki (dalam rangka investigasi), menyampaikan “Andiara Aprilia kan anaknya Atut Pak, masa dipilih, mantu saya juga melarang saya, takut saya milih dia”.
Berbeda juga dengan kisah sobat saya yang berada di sebrang sana. Saya di kabupaten Serang sedangkan beliau di Kota Serang. Dia anggota KPPS, bercerita kepada saya melalui BBM. Pertanyaan saya pertama begini: “Bagaimana bunyi Pak H. Ojat di TPS kau De, bagus nggak? Ternyata jawabnya H. Ojat Sukarjat kalah unggul dengan Andiara. Andiara menerima bunyi 150 bunyi sebagai juara di TPS-nya. “Kok, bisa? Tanya saya penasaran. “Ya, bisalah Pak, wong ada uangnya, uang dibagi sepaket dengan caleg DPRD”. Heheh … yang beginian tidak heran dan tidak lucu menyerupai kasus di atas. Sebab tidak ada caleg menerima bunyi hingga 30 bunyi pun tiap TPS bila si caleg tersebut tidak membagikan uang jajan kepada pemilih. Saya cukup tahu kondisinya dari jauh hari sebelumnya hingga hari pencoblosan. Walau pun tidak semuanya begitu, itu pun bagi caleg yang pemilihnya dari kalangan keluarga.
Jadi, saya meyakini bahwa kemenangan Andiara Aprilia Hikmat,  bukan alasannya yaitu semua rakyat diberi uang. Di samping ada uang, juga alasannya yaitu kebodohan masyarakat itu sendiri yang tidak tahu bahwa Andiara Aprilia Hikmat adalah anaknya Ratu Atut Chosiyah.
Demikian biar Andiara Aprilia Hikmat, sanggup menjalankan amanat rakyat dengan sebaik-baiknya demi gambaran Banten.
April 2014.
Pejuang-Pejuang di KPPS Pemilu 2014. Ide untuk menulis perihal bagaimana usaha Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) ini sudah muncul semenjak saya menyaksikan bahkan ikut membantu salah satu TPS yang bekerja hingga jam 03.00 (subuh). Ketika TPS-TPS yang lain semenjak jam 23.00 sudah sukses melaporkan segalanya ke PPS (Panitia Pemungutan Suara) tingkat Desa, TPS yang satu ini malah terpaksa harus molor hingga jam 03.00 karena adanya kekeliruan menghitung surat suara. Dari surat bunyi DPRD kabupaten hingga DPR RI semuanya dihitung ulang hingga tuntas. Tulisan ini lantas gres sempat diupdate sekarang, alasannya sudah 2 ahad lebih sesudah Pemilu, komputerku rusak.
Bekerja hingga larut malam bahkan hingga pagi, yang dilakukan oleh TPS tadi yaitu akhir dari adanya keteledoran mereka. Makara itu yaitu kesalahan mereka sendiri. Terpaksa mereka harus bekerja dua kali lipat waktu dengan kondisi fisik yang lesu, gerah, pikiran mumet dan mengantuk. Insentif mereka hanya 300.000. Seandainya diibaratkan bisnis borongan, maka mereka itu dikatakan merugi alias tetombok. Bagi TPS yang kelar sesudah waktu magrib, dengan gaji 300.000 rupiah itu terbilang lumayanlah. Lalu apakah hanya petugas KPPS saja yang dianggap rugi jikalau bekerja hingga subuh? Ternyata yang merasa rugi terlebih-lebih para saksi partai atau caleg. Sebab mereka juga harus ikut begadang mengawasi jalannya proses di TPS hingga pembuatan Berita Acara selesai. Padahal, mereka hanya mendapatkan gaji sebesar 100.000 rupiah, itu pun ada yang honornya masih digantung dan akan dibayar lunas apabila sudah laporan. Banyak para saksi yang mengaku menyesal jadi saksi. Salah seorang saksi dari PKS, Ririn mengaku lebih baik dagang daripada jadi saksi. Ririn, biasa berdagang di tempat-tempat keramaian mengakui biasa menerima laba sekitar 200.000 hingga sore. 

Ketua KPPS membuka dan menghitung Surat Suara bersama anggota
Baik Ketua KPPS, anggota KPPS, Linmas maupun para saksi, toh tidak ada yang lepas dari tanggung jawab. Mereka konsisten dan kesepakatan untuk bekerja hingga kelar dan benar. Mereka tetap nampak semangat walaupun matanya sudah sayu bagai lampu 5 watt. Mereka, baik TPS yang final hingga jam 23 malam maupun pagi, pada prinsipnya bekerja demi suksesnya mendokumentasikan aspirasi masyarakat yang disalurkan melalui surat bunyi untuk kemudian dilaporkan kepada PPS. 
Bekerja kolektif kolegial, Linmas pun ikut membantu demi cepatnya proses kerja. Di depan kertas Plano Bapak Jaenudin sudah menahan kantuk matanya bagai lampu 5 watt
Menjadi petugas KPPS dan mensukseskannya dengan penuh tanggung jawab, sanggup disebut pejuang penegak NKRI. Mengapa tidak? Karena mereka menjadi ujung tombak terbentuknya forum Negara hingga rangkaian pilpres. Terbentuknya forum Negara dan Presiden, maka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan tetap tegak sesuai kehendak rakyat. Ketika mereka (Petugas KPPS) bekerja, serumit apa pun dan hingga larut malam, tidak ada dari mereka yang berpikir materialistis. Rupanya mereka hanya berpikir bagaimana semoga TPS-nya termasuk TPS yang gemilang tanpa salah di sana-sini. Mereka tidak ada yang membanding-bandingkan penghasilan gaji dengan para anggota Dewan yang kelak akan duduk lezat di dingklik dewan perwakilan rakyat. Mungkin jikalau mereka berpikir materialistis, maka mereka tidak akan mau menjadi KPPS yang hanya dihonori Rp300.000 dibandingkan dengan anggota dewan yang rapat setengah hari saja uang rapatnya jutaan. Tidak mungkin anggota dewan yang kompeten dengan anggota yang hanya sanggup duduk ikut-ikutan, menerima insentif sebesar Rp500.000 bahkan hanya Rp300.000 sama dengan KPPS. Tidak mungkin bagi DPRD dan DPR bekerja hingga larut malam honornya Rp300.000, walaupun kerjanya sebagian hanya duduk ikut menyetujui apa yang dibahas bahkan tidur. 
Bapak Barno khusus menangani aneka macam form Berita Acara di TPS 6
Petugas KPPS juga tidak berpikir negative, mereka tidak berpikir bahwa apa yang sedang di-planokan di TPS yaitu angka-angka yang merujuk pada sosok wakil rakyat yang suatu ketika akan menjadi penghianat rakyat. 
Sebanyak 6 orang saksi masih setia menyaksikan jalannya penghitungan bunyi walaupun sudah larut malam. Kang Ririn menggunakan peci saksi dari PKS
Mereka yang menjadi KPPS yaitu rakyat kecil yang rata-rata pendidikannya minimal SLA. Dengan gaji Rp300.000 itu mereka tidak akan berkoar macam-macam walaupun terkadang tidak sesuai dengan darmanya untuk Negara. Salam damai, Merdeka !!
Semoga bermanfaat.

Minggu, 06 April 2014

Calon Wakil Rakyat Membeli Rakyat yang Diwakilinya . Pelaksanaan Pemilu 2014 untuk menentuka wakil-wakil rakyat yang bakal duduk di parlemen, sudah diambang pintu tepatnya 2 hari lagi. Pada waktunya nanti, Rabu, 9 April 2014, seluruh rakyat Indonesia akan berduyun-duyun melaksanakan pesta demokrasi di TPS masing-masing. Masih tepatkah hajatan ini disebut pesta demokrasi? Menurut saya ya, masih tepat. Karena kita menentukan wakil rakyat siapa pun orangnya, dilakukan di dalam bilik bunyi tanpa siapa pun tahu. Rakyat bebas dan diam-diam menentukan pilihannya. Tapi, betulkah mereka merasa bebas dan sebebas-bebasnya? Untuk yang satu ini justru saya ragu. Saya memandang bahwa rakyat bebas melaksanakan itu namun bebas yang terintimidasi. Maka hasilnya, kebebasan yang terbelenggu. 

Kita semua tahu bahwa para caleg sebelumnya berkampanye dengan money politic. Tidak ada bedanya dengan pilkades, di pileg pun ada serangan fajar. Amplop yang isinya uang alakadarnya inilah yang menciptakan rakyat terintimidasi. Karena kita tentunya paham juga bahwa sebagian besar masyarkat terutama di perkampungan, belum mengerti betul apa sih pemilu itu. Jika pun sedikit paham, mereka juga tetap tidak mengerti calon yang bagaimana yang harus dipilih. Akhirnya, dipilihlah calon yang membagi-bagikan uang.
Ironis sekali. Sejatinya para caleg itulah yang harus kita dukung secara budbahasa dan bila perlu materil. Masyarakat memilihnya alasannya yaitu bertujuan mewakilkan aspirasinya untuk dibawa di parlemen. Wajar apabila rakyat berambisi mendukung seseorang dengan bahan sekalipun. Lha ini, malah yang akan direpotkan yang membayar yang merepotkannya. Kenapa ini terjadi? Alasanya alasannya yaitu ini tentu sangat berkorelasi dengan tingkat kebodohan masyarakat Indonesia. Dan kebodohan rakyat bagi para caleg yaitu asset berharga. Untuk mendukungnya, sama sekali mereka tidak butuh orang berpendidikan tinggi. Yang penting rakyat mengerti cara nyoblosnya. Mengapa mereka tidak butuh orang pandai? Orang pintar dianggap orang yang tidak sanggup dipengaruhi. Orang pintar bisa dan pintar menilai layak atau tidaknya calon wakilnya di DPR/DPRD. Saya rasa bukanlah kemiskinan alasannya. Sebab saya sendiri masih miskin, tapi belum pernah menentukan alasannya yaitu diarahkan oleh uang yang menghina kedaulatan saya itu. Tapi bukan juga saya merasa diri pandai, tapi artinya saya sudah cukup mengerti dan kritis, heheh… Ups, kok, dikasih uang dibilang menghina bro? Bagi saya, caleg ngasih uang 20 ribu atau besarnya hingga 50 ribu yaitu penghinaan. Bagi saya, menentukan wakil rakyat yaitu hak privasi individu yang secara kritis harus dilihat track record dan kualitasnya. Maka saat caleg pendatang baru, yang belum mengerti apa-apa di bidang parlemen, serta di masyarakat pun tidak mempunyai bantuan dan efek apa-apa memberi saya uang segitu, yaitu menghina intelektualitas saya. Pengangguran lulusan Sekolah Menengan Atas nyaleg, di masyarakat belum punya efek apa-apa, kemampuan juga sangat diragukan, apakah salah kalau saya (rakyat) menganggapnya cuma mencari kerja? Saya sangat menghargai niat mereka, tapi yaitu hak saya kalau saya tidak yakin pada mereka, hehehe… Caleg yang demikian ini yang nanti jikalau terpilih hanya akan menjadi bulan-bulanan pemerinta kawasan yang korup. Tidak mungkin mereka bisa melawan kekuatan direktur yang mengajaknya kongkolingkong. Padahal seharusnya, merekalah yang muda-muda yang mestinya mempunyai integritas dan idealism tinggi. Sayangnya, tak ada satu dalam sepuluh. Setelah duduk bagi mereka yang penting sanggup honor gede, kemudahan hebat, gengsi status tinggi, dihargai semua orang, sampingan lancar. Perkara bikin undang-undang bisa atau tidak, itu urusan anggota yang lebih kompeten. Toh, bisa kopi paste dari draf-draf yang sudah ada, heheh….
Yang jelas… masyarakat awan pun sering bilang macam-macam: “pilih saja yang ngasih uang, kalau sudah jadi mah sombong, gak inget sama kita”, “dia kan digaji gede, jadi masuk akal dong ngasih kita uang” dan lain-lain.
Demikian coretan (ngawur?) kali ini, agar bermanfaat. Mari sukseskan pemilu besok untuk menentukan pemimpin kita yang amanah. Oleh alasannya yaitu itu, bersikaplah bijaksana untuk tidak golput. Semoga pemilu kali ini melahirkan wakil-wakil rakyat yang tidak melaratkan rakyat.
Wallahua’lam.

Selasa, 01 April 2014

Jokowi Diserang Melalui Broadcast di BBM . Pada hari Selasa, 1/4/2014 aku mendapatkan broadcast BBM dari seorang teman. Jujur, aku termasuk orang yang malas membaca kiriman broadcast kiriman dari sahabat apalagi kalau isi broadcast tersebut terlalu panjang. Kemalasan itu disebabkan lantaran seringnya membaca broadcast yang isinya hoax. Lebih sering broadcast yang berisi perihal menyangkut agama yang tidak masuk logika dengan sumpah serapah menyebut-nyebut asma Allah jikalau broadcast tsb. tidak disebarkan kepada yang lain. Namun sebetulnya tidak ada kiriman broadcast yang alhasil tidak aku baca. Semuanya aku baca.

Broadcast kali ini beda, sesudah aku baca hingga tuntas, ternyata isinya tidak asing lagi bagi saya. Isi broadcast itu sama dengan yang sering aku baca di internet/di media sosial, yaitu menyudutkan dan mendeskriditkan Megawati Soekarno Putri Ketua Umum PDIP. Tentu saja semua orang tidak akan tahu dari mana berawalnya broadcast tersebut. Tapi yang jelas, tujuannya sangat kentara, yaitu bertujuan semoga masyarakat tidak menentukan Jokowi (Joko Widodo) Calon Presiden RI pada Pemilu 2014. Seperti yang kita ketahui, bahwa PDIP sudah mendeklarasikan Bakal Calon Presidennya ialah JOKOWI. Jokowi sementara ini selalu menguasai hasil survey dari aneka macam forum survey. Kalau melihat perilaku Prabowo dan pendukungnya yang aku baca di internet, tampaknya broadcast tersebut diluncurkan oleh kubu Prabowo. Namun entahlah, lantaran capres yang akan berkontestasi cukup banyak. Berikut ini isi broadcast tersebut tanpa sedikitpun aku edit lantaran pribadi aku pindahkan dari BB ke komputer saya:
Yth, Ibu Megawati Soekarnoputri Semoga Rakyat Tidak Gampang Lupa, saat:1. Dulu kau jual satelit negara kami ke Singapura melalui jualan Indosat dengan murah, Sehingga kita dimata-matai negara tetangga ! #SudahLupa  ?!?2. Dulu kau jual aset-aset kami yang dikelola BPPN dengan murah (hanya 30% nilainya) ke Asing, sanggup komisi berapa tuh ! #Sudah  Lupa ?!?3. Dulu kau jual kapal tanker VLCC milik Pertamina kemudian Pertamina kau paksa sewa kapal VLCC dengan mahal, Untung berapa kau dan rugi berapa kami ! Sudah #Lupa  ?!?4. Dulu kau jual gas Tangguh dengan murah (banting harga) ke China (hanya $3 per mmbtu),lalu kini kau teriak-teriak selamatkan Migas !#SudahkahLupa  ?!?5. Dulu kau buat UU Outsourching yang merugikan kaum buruh wong cilik, Sekarang kau koar-koar atas nama buruh wong cilik !#MenolakLupa 6. Dulu kau berikan SP3 dan SKL, Release dan discharge untuk bandit-bandit dan Rampok BLBI pencuri uang rakyat ! #SemogaRakyatTidakLupa  7. Sekarang, Kau ngomong lagi soal nasionalisme, Setelah kader-kader kau banyak yang korup ! #Susah  Lupa 8. Dan sekarang, Untuk mengkatrol suaramu yang terpuruk, Kini kau umpankan Si "Kotak-Kotak" ! #Pura2  Lupa ?!?9. Dulu kau berhutang Triliunan rupiah hanya untuk menyelamatkan bandit-bandit perampok Negara, Sekarang kau juga didukung bandit-bandit untuk naikkan #Capres bonekamu.10. Dulu kau ngambek lantaran tidak menang lawan SBY, Sekarang kau jumawa dan sombong meski belum menang, #Lupa juga?11. Dulu kau lupakan korban 27 Juli yang tewas dan terluka tidak lain ialah kader-kader Moncong Putihmu, Setelah itu kau berkoalisi bersama orang yang menjadi salah satu aktornya. Dan kini kau ungkit-ungkit lagi dosa orang tersebut? #Lupa?12. Ada yang ketinggalan tuh, Soekarno Merebut Papua Barat, Soeharto Merebut Timor-Timor, Kau #MELEPAS  Pulau Sipadan dan Ligitan13. Dan yang paling menciptakan kami sakit Hati adalah, Kau jual kepada 60 cukong demi Si banteng kotak-kotakAyo kita sebarkan semoga rakyat melawan lupa !.
Biar pada melek pendukungnya
#SBC
Saya bukan pendukung Jokowi. Jujur hingga ketika ini aku belum menentukan pilihan siapa yang harus aku pilih menjadi RI1 di bulan Juli nanti. Namun sebagai orang awam pun, aku tidak demen cara kampanye hitam mirip itu. Saya rasa cara tersebut cenderung menebar kebencian kepada rakyat dan tidak berpikir obyektif. Padahal, rakyat kini sudah cerdas lantaran sudah sanggup melihat sendiri siapa Si A, Si B dan Si C. Rakyat sudah menilai sosok Jokowi ialah sosok pejabat yang merakyat, lembut, sederhana, berpihak pada rakyat dan yang terpenting ialah bersih. Sehingga apabila rakyat sudah mencintainya, sekuat apa pun serangan yang menerjang Jokowi, Jokowi tetap akan menjadi pilihan rakyat. Kita masih ingat, ketika SBY menjadi Capres 2009, ia diramaikan dengan gosip keislaman Ibu Ani istrinya, diragukan gara-gara Bu Ani tidak suka berhijab. Alhasil, tetap SBY memenangkan bangku RI1.
Bagi aku ketika suhu politik sedang memanas, hal mirip di atas menjadi tidak aneh. Tidak akan ada satu pun lawan yang menyatakan lawannya baik. Seandainya broadcast tersebut berasal dari kubu Prabowo, malah aku lebih ngeri jikalau melihat track record Prabowo di masa silam. Dan apabila itu berasal dari kubu mana pun, maka sementara ini aku belum pernah mendengar bunyi masyarakat di kampung-kampung menyatakan capres di luar Jokowi lebih baik dan menjadi idola. Saya rasa, mencaci mirip cara di atas menyerupai melempar bumerang, yang jikalau gagal akan segera berbalik dan menghantam sang pelempar (meminjam istilah Yusran Darmawan).
Demikian, mari kita songsong dan sukseskan Pemilu 9 April 2014.