Kepala Kemenag Mengurai Visi-Misi Ketua MUI Kota Serang Kena Batunya . Pada hari Rabu, 26 Pebruari 2014 saya menghadiri usul dari Setda Kota Serang. Nama program yaitu “Fasilitasi Pencapaian Halaqoh dan Berbagai Forum Keagamaan Lainnya dalam Upaya Peningkatan Wawasan Kebangsaan Tingkat Kecamatan Tahun 2014”. Tema yang diusung program ini yaitu “Sinkronisasi Antara Ulama, Umaro, dan Lembaga Pendidikan Terhadap Pembangunan Kota Serang 2014”. Acara dilaksanakan di Aula Wisma Marga Wiwitan Cipocok Jaya Kota Serang, pukul 08.00 hingga dengan pukul 12.30.  |
Ketua Panitia Membacakan Laporan. Duduk di depan: Drs.H.Bazari Syam (kiri), Drs.H.Komar (kanan) dan K.H.Mahmudi (seebelah kanannya tertutup kepala peserta) |
Seperti biasa, program dimulai dengan laporan Ketua Panitia Penyelenggara dan dibuka secara resmi oleh Adsa II Pemkot Serang, Drs. H. Komar, Ak., M.M. Dilanjutkan dengan pemaparan oleh tiga pemakalah atau nara sumber yang terdiri dari :
- Drs. H. Komar, Ak., M.M. (Asda II) : Peranan Pemda Kota Serang dalam Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.
- Drs. H. A. Bazari Syam, M.Pd.I. (Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Serang) : Kebijakan Kementerian Agama Terhadap Pendidikan Agama di Kota Serang.
- K.H. Mahmudi, S.Pd.I., M.Si. (Ketua Umum MUI Kota Serang) : Peranan MUI Memajukan Mutu Pendidikan Agama dan Keagamaan Menuju Kota Serang Madani. Pendidikan Berbasis Akhlakul Karimah dan Berkarakter Kebangsaan.
Di sini saya tidak akan menguraikan mengenai apa-apa yang disampaikan ketiga nara sumber tersebut. Namun saya hanya ingin mengutip salah satu poin Misi Kemenag Kota Serang yang dijelaskan secara panjang lebar oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Serang, Drs. H. A. Bazari Syam, M.Pd.I. Berikut ini yaitu Visi dan Misi Kemenag Kota Serang :
VISI : “Terwujudnya Masyarakat Kota Serang Madani yang Beriman, Bertaqwa, Cerdas, Berakhlak, Rukun, Damai dan Sejahtera.”
MISI :
- Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan berwibawa melalui pelayanan manajemen yang berkualitas;
- Meningkatkan kualitas pendidikan Islam, dan pendidikan keagamaan;
- Meningkatkan pemahaman dan pengamalan kehidupan beragama;
- Mewujudkan suasana kerukunan umat beragama, peningkatan pemberdayaan umat beragama dan fungsi forum keagamaan;
- Meningkatkan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji.
Satu persatu dari 5 misi tersebut diuraikan dan dijelaskan oleh Pak Kepala Kemenag Kota Serang. Ketika datang pada klarifikasi misi point ketiga, dia menjelaskan bahwa banyak orang yang sangat memahami fatwa agama Islam, namun tidak dan atau belum mengamalkan yang dipahaminya itu. Pada klarifikasi pecahan ini menciptakan suasana penerima agak bernafsu dan cukup ramai. Pasalnya, Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang terkena batunya. Sebelumnya dia menunjukan eksklusif kepada diri penerima yang ibu-ibu ihwal “memahami agama tapi tidak mengamalkannya”. Tanya jawab dengan ibu-ibu penerima itu antara lain adalah:
Kepala Kemenag : “Apakah dalam aturan Islam suami boleh beristeri dua, Bu?”
Ibu-Ibu : “Boleh !”
Kepala Kemenag : “Apakah boleh jikalau suami Ibu kawin lagi!”
Ibu-Ibu : “Tidak boleh !”
Geerrrrr….seluruh penerima ketawa, baik Ibu-Ibu maupun Bapak-Bapak. “Tuh, kan, Ibu-Ibu saja yang ada di sini tidak mau mengamalkan apa yang diyakininya. Padahal Ibu tahu, bahwa dipoligami itu jaminannya nirwana apabila Ibu tulus suami kawin lagi!”
H. A. Bazari Syam melanjutkan penjelasannya : “Bapak dan Ibu yang saya hormati, jangankan kita, masih gagal mengamalkan fatwa agama, wong Ketua MUI aja masih gagal mendidik isterinya. Buktinya, dia hingga kini belum berhasil sanggup ijin dari isterinya untuk kawin lagi”, katanya. Lagi-lagi penerima halaqoh tertawa dengan ramainya. Sementara Ketua MUI sedari tadi nyengir saja.
Yang menciptakan menggelitik hati saya, mengapa Ketua MUI yang kena batunya? K.H. Mahmudi itu sudah sering ceramah di mana-mana. Bahkan saya sendiri pernah mengundangnya untuk ceramah di program HUT PGRI dua tahun lalu. Beliau cukup ngocak, oleh alasannya itu dalam sentilan-sentilunnya dibawakannya dengan nada kelakar dan ngocak. Contohnya memberikan ihwal aturan poligami, ditunjukkan perhatiannya kepada penerima Ibu-Ibu. Padahal mungkin isterinya sendiri tidak suka diceramahi, sehingga ia tidak mengamalkannya? Heheh….terlepas dari seorang Kyai atau bukan, itu hanyalah kelakar Pak Kepala Kemenag, Ketua MUI kena batunya. Maksud H. A. Bazari Syam adalah biar penerima tidak merasa ngantuk. Tapi bergotong-royong penerima lebih tidak akan merasa ngantuk apabila pola yang dikemukakannya yaitu pola yang lebih aktual. Contoh yang aktual, yang ketika ini masih terus menjadi materi gosip di media cetak maupun internet, yakni Korupsi Gubernur Banten Ratu Atut dan adiknya Wawan (Chaeri Wardhana). Perilaku keduanya yaitu pola insan yang sama sekali tidak mempersiapkan MATI, tetapi mereka hanya mempersiapkan HIDUP. Sebab korupsi hanya akan dilakukan oleh orang yang lupa menyiapkan kematian, dan hanya melulu menyiapkan hidup.
Apa itu Halaqoh? Dalam halaqoh harus ada minimal satu murakab (Pembina yang benar). Dalam pengertiannya yang lebih luas Halaqoh sanggup dimurakabi oleh seorang gubernur. Dan ini akan lebih mempunyai jangkauan kekuasaan yang lebih luas untuk seluruh masyarakat Banten. Tapi apa yang terjadi? Gubernur Banten dan adiknya kini sedang berada di balik jeruji forum anti korupsi KPK. Dia yaitu pemimpin yang mengharapkan rakyatnya ahli dalam kehidupan beragama, namun dia sendiri jauh dari apa yang diperlukan rakyat. Lalu, jikalau begitu apakah memahami dan mengamalkan kehidupan beragama itu berlaku hanya untuk rakyat biasa?
Kantor Kementerian Kota Serang yaitu di bawah Kantor Kementerian Propinsi Banten yang tidak akan berbeda tujuan dan fungsinya, yang secara eksklusif atau tidak langsung, tanggung jawab gubernur Banten. Kalau begitu, Ketua MUI kena batunya yaitu dalam konteks kelakar, namun Gubernur Banten kini sedang kena batunya dalam konteks yang sesungguhnya. Dan, Kementerian Agama Propinsi Banten dan Kota Serang telah gagal mendidik Atut Chosiyah dan Chaeri Wardhana alias Wawan menjadi insan madani yang sama-sama tinggal dan hidup di Kota Serang yang bercita-cita menjadi Kota Madani dan Kota Pendidikan.
Inilah ideku, Serang, 27 Pebruari 2014
0 komentar:
Posting Komentar