![]() |
Ilustrasi orang sakit (www.islampos.com) |
Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!
jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..
karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir ☺️☺️☺️☺️
Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900
caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas↑↑
tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya
Senin, 24 Februari 2014


Oleh alasannya ialah itu orang yang sedang ditimpa penyakit tidak perlu dicekam rasa takut, selama ia mentauhidkan Allah dan menjaga sholatnya, lantaran bergotong-royong dibalik sakit itu terdapat pesan yang tersirat dan pelajaran bagi siapa saja yang mau memikirkannya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
"Cobaan senantiasa akan menimpa seorang mukmin, keluarga, harta dan anaknya sampai dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak memiliki dosa."
Musibah sanggup mengakibatkan seorang hamba berdoa dengan sungguh sungguh, tawakkal dan tulus dalam memohon kepada Allah SWT, sehingga ia akan mencicipi manisnya kepercayaan yang lebih nikmat dari lenyapnya penyakit yang diderita, sebagaimana dilakukan oleh Nabi Ayub A.S:
"Dan (ingatlah kisah) Ayub saat ia menyeru Tuhannya (Ya Tuhanku), bergotong-royong saya telah ditimpa penyakit, dan Engkau ialah Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang." (Q.S. Al Anbiya : 83).
Berapa banyak petaka yang mengakibatkan seorang hamba menjadi Istiqomah dalam agamanya, berlari mendekat kepada Allah dan menjauhkan diri dari kesesatan. Amat banyak pula orang yang sehabis ditimpa sakit, ia mulai bertanya perkara agamanya, mulai mengerjakan sholat dan berbuat kebaikan, yang kesemuanya itu tidak pernah ia lakukan sebelum menderita sakit. Maka sakit yang sanggup memunculkan ketaatan-ketaatan tersebut, pada hakekatnya merupakan kenikmatan baginya. Apabila seorang hamba selama hidupnya tidak pernah ditimpa musibah, maka biasanya ia akan bertindak melampaui batas, lupa awal kejadiannya dan lupa tujuan simpulan dari kehidupannya, akan tetapi saat ia ditimpa sakit, mengeluarkan aneka macam kotoran dahak dan terpaksa harus lapar, maka ia tidak bisa memberi manfaat dan menolak ancaman dari dirinya, bahkan terkadang ingin mengetahui sesuatu tetapi tak kuasa, tak ada yang sanggup dilakukan untuk dirinya, demikian pula orang lain tak bisa berbuat apa-apa untuk menolongnya, maka apakah pantas baginya menyombongkan diri di hadapan Allah dan sesama insan ?
Musibah sakit akan mengakibatkan seorang hamba hatinya bertambat kepada Allah dengan kuat, apalagi bagi penderita sakit yang telah sekian lama berobat ke sana ke mari namun tak kunjung sembuh, maka dalam kondisi menyerupai ini, satu satunya yang jadi acuan keinginan hanyalah Allah semata sehingga ia mengadu, Ya Allah tak ada lagi keinginan untak sembuhnya penyakit ini, kecuali hanya kepadaMu.
Seperti dalam Firman Allah SWT yang artinya : "Apa saja petaka yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan kesalahanmu." (Q.S. As Syuara : 30).
Dalam ayat ini terdapat kabar gembira sekaligus ancaman, bila kita mengetahui bahwa petaka yang kita alami ialah merupakan eksekusi atas dosa-dosa yang diperbuat, akan tetapi kegetiran hidup yang dirasakan tersebut akan bermetamorfosis kenikmatan di akhirat.
Banyak pula bukti saat seseorang dalam keadaan kritis, saat para dokter sudah angkat tangan, namun dengan permohonan yang sungguh-sungguh kepada Allah, maka ia sanggup sembuh dan sehat kembali.
Oleh lantaran itu seorang hamba hendaknya selalu bersabar dan memuji Allah saat tertimpa musibah, alasannya ialah walaupun ia sedang sakit maka tentu masih ada orang lain yang lebih parah, dan hendaknya ia melihat bahwa sakit yang diderita dengan nikmat yang telah diterima, serta memikirkan pula faedah dan manfaat dari sakitnya.
Dalam urusan agama seseorang hendaknya harus memandang yang ada di atasnya semoga tidak merasa bahwa dirinyalah yang terbaik, sedang dalam urusan dunia ia harus memandang orang yang ada di bawahnya, semoga mengakibatkan rasa syukur dan melahirkan kebanggaan kepada Allah, lantaran sakit bagi seorang hamba (muslim) merupakan rahmat bukan siksa, sedangkan simpulan hidup ialah hiburan bagi orang beriman. Firman Allah SWT yang Artinya: "Mengapa Allah akan menyiksamu bila kau bersyukur dan beriman, dan Allah ialah maha mensyukuri lagi Maha mengetahui." (Q.S. An Nisaa : 147).
Sayangnya kebanyakan insan tidak mengetahui Allah dan hikmahnya bila sakitnya berkepanjangan dan tak kunjung sembuh, mengakibatkan keluh kesah dan putus asa. Meskipun demikian Allah tetap menyayanginya lantaran itu semua disebabkan ketidaktahuan, kelemahan dan kekurangan. Wallahu a'lam.
Oleh : Wahid Abdullah (Kuala Selangor, Malaysia).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar