Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Kamis, 27 Februari 2014

Kepala Kemenag Mengurai Visi-Misi Ketua MUI Kota Serang Kena Batunya . Pada hari Rabu, 26 Pebruari 2014 saya menghadiri usul dari Setda Kota Serang. Nama program yaitu “Fasilitasi Pencapaian Halaqoh dan Berbagai Forum Keagamaan Lainnya dalam Upaya Peningkatan Wawasan Kebangsaan Tingkat Kecamatan Tahun 2014”. Tema yang diusung program ini yaitu “Sinkronisasi Antara Ulama, Umaro, dan Lembaga Pendidikan Terhadap Pembangunan Kota Serang 2014”. Acara dilaksanakan di Aula Wisma Marga Wiwitan Cipocok Jaya Kota Serang, pukul 08.00 hingga dengan pukul 12.30.
Ketua Panitia Membacakan Laporan. Duduk di depan: Drs.H.Bazari Syam (kiri), Drs.H.Komar (kanan) dan K.H.Mahmudi (seebelah kanannya tertutup kepala peserta)
Seperti biasa, program dimulai dengan laporan Ketua Panitia Penyelenggara dan dibuka secara resmi oleh Adsa II Pemkot Serang, Drs. H. Komar, Ak., M.M. Dilanjutkan dengan pemaparan oleh tiga pemakalah atau nara sumber yang terdiri dari :
  1. Drs. H. Komar, Ak., M.M. (Asda II) : Peranan Pemda Kota Serang dalam Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. 
  2. Drs. H. A. Bazari Syam, M.Pd.I. (Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Serang) : Kebijakan Kementerian Agama Terhadap Pendidikan Agama di Kota Serang. 
  3. K.H. Mahmudi, S.Pd.I., M.Si. (Ketua Umum MUI Kota Serang) : Peranan MUI Memajukan Mutu Pendidikan Agama dan Keagamaan Menuju Kota Serang Madani. Pendidikan Berbasis Akhlakul Karimah dan Berkarakter Kebangsaan.
Di sini saya tidak akan menguraikan mengenai apa-apa yang disampaikan ketiga nara sumber tersebut. Namun saya hanya ingin mengutip salah satu poin Misi Kemenag Kota Serang yang dijelaskan secara panjang lebar oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Serang, Drs. H. A. Bazari Syam, M.Pd.I. Berikut ini yaitu Visi dan Misi Kemenag Kota Serang :
VISI : “Terwujudnya Masyarakat Kota Serang Madani yang Beriman, Bertaqwa, Cerdas, Berakhlak, Rukun, Damai dan Sejahtera.”
MISI :
  1. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan berwibawa melalui pelayanan manajemen yang berkualitas; 
  2. Meningkatkan kualitas pendidikan Islam, dan pendidikan keagamaan; 
  3. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan kehidupan beragama; 
  4. Mewujudkan suasana kerukunan umat beragama, peningkatan pemberdayaan umat beragama dan fungsi forum keagamaan; 
  5. Meningkatkan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji.
Satu persatu dari 5 misi tersebut diuraikan dan dijelaskan oleh Pak Kepala Kemenag Kota Serang. Ketika datang pada klarifikasi misi point ketiga, dia menjelaskan bahwa banyak orang yang sangat memahami fatwa agama Islam, namun tidak dan atau belum mengamalkan yang dipahaminya itu. Pada klarifikasi pecahan ini menciptakan suasana penerima agak bernafsu dan cukup ramai. Pasalnya, Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang terkena batunya. Sebelumnya dia menunjukan eksklusif kepada diri penerima yang ibu-ibu ihwal “memahami agama tapi tidak mengamalkannya”. Tanya jawab dengan ibu-ibu penerima itu antara lain adalah:
Kepala Kemenag : “Apakah dalam aturan Islam suami boleh beristeri dua, Bu?”
Ibu-Ibu : “Boleh !”
Kepala Kemenag : “Apakah boleh jikalau suami Ibu kawin lagi!”
Ibu-Ibu : “Tidak boleh !”
Geerrrrr….seluruh penerima ketawa, baik Ibu-Ibu maupun Bapak-Bapak. “Tuh, kan, Ibu-Ibu saja yang ada di sini tidak mau mengamalkan apa yang diyakininya. Padahal Ibu tahu, bahwa dipoligami itu jaminannya nirwana apabila Ibu tulus suami kawin lagi!”
H. A. Bazari Syam melanjutkan penjelasannya : “Bapak dan Ibu yang saya hormati, jangankan kita, masih gagal mengamalkan fatwa agama, wong Ketua MUI aja masih gagal mendidik isterinya. Buktinya, dia hingga kini belum berhasil sanggup ijin dari isterinya untuk kawin lagi”, katanya. Lagi-lagi penerima halaqoh tertawa dengan ramainya. Sementara Ketua MUI sedari tadi nyengir saja.
Yang menciptakan menggelitik hati saya, mengapa Ketua MUI yang kena batunya? K.H. Mahmudi itu sudah sering ceramah di mana-mana. Bahkan saya sendiri pernah mengundangnya untuk ceramah di program HUT PGRI dua tahun lalu. Beliau cukup ngocak, oleh alasannya itu dalam sentilan-sentilunnya dibawakannya dengan nada kelakar dan ngocak. Contohnya memberikan ihwal aturan poligami, ditunjukkan perhatiannya kepada penerima Ibu-Ibu. Padahal mungkin isterinya sendiri tidak suka diceramahi, sehingga ia tidak mengamalkannya? Heheh….terlepas dari seorang Kyai atau bukan, itu hanyalah kelakar Pak Kepala Kemenag, Ketua MUI kena batunya. Maksud H. A. Bazari Syam adalah biar penerima tidak merasa ngantuk. Tapi bergotong-royong penerima lebih tidak akan merasa ngantuk apabila pola yang dikemukakannya yaitu pola yang lebih aktual. Contoh yang aktual, yang ketika ini masih terus menjadi materi gosip di media cetak maupun internet, yakni Korupsi Gubernur Banten Ratu Atut dan adiknya Wawan (Chaeri Wardhana). Perilaku keduanya yaitu pola insan yang sama sekali tidak mempersiapkan MATI, tetapi mereka hanya mempersiapkan HIDUP. Sebab korupsi hanya akan dilakukan oleh orang yang lupa menyiapkan kematian, dan hanya melulu menyiapkan hidup.
Apa itu Halaqoh? Dalam halaqoh harus ada minimal satu murakab (Pembina yang benar). Dalam pengertiannya yang lebih luas Halaqoh sanggup dimurakabi oleh seorang gubernur. Dan ini akan lebih mempunyai jangkauan kekuasaan yang lebih luas untuk seluruh masyarakat Banten. Tapi apa yang terjadi? Gubernur Banten dan adiknya kini sedang berada di balik jeruji forum anti korupsi KPK. Dia yaitu pemimpin yang mengharapkan rakyatnya ahli dalam kehidupan beragama, namun dia sendiri jauh dari apa yang diperlukan rakyat. Lalu, jikalau begitu apakah memahami dan mengamalkan kehidupan beragama itu berlaku hanya untuk rakyat biasa?
Kantor Kementerian Kota Serang yaitu di bawah Kantor Kementerian Propinsi Banten yang tidak akan berbeda tujuan dan fungsinya, yang secara eksklusif atau tidak langsung, tanggung jawab gubernur Banten. Kalau begitu, Ketua MUI kena batunya yaitu dalam konteks kelakar, namun Gubernur Banten kini sedang kena batunya dalam konteks yang sesungguhnya. Dan, Kementerian Agama Propinsi Banten dan Kota Serang telah gagal mendidik Atut Chosiyah dan Chaeri Wardhana alias Wawan menjadi insan madani yang sama-sama tinggal dan hidup di Kota Serang yang bercita-cita menjadi Kota Madani dan Kota Pendidikan.
Inilah ideku, Serang, 27 Pebruari 2014

Rabu, 26 Februari 2014

Sawarna The Hidden Paradise . Pernahkah Anda ke Pantai Sawarna? Kalau belum, jangan berpikir Sawarna terletak di Lebak Banten dianggap bersahabat mirip Anda dari Jakarta menuju Pantai kawasan Anyer. Sawarna memang dekat, namun saya sendiri yang tinggal di Serang sebagai tetangga kabupaten, berangkat menuju Pantai ini harus berangkat di malam hari. Karena harus menempuh perjalanan yang berliku tak mengenal tol sekitar 5 jam lamanya. Sekilas wacana citra Sawarna sebagaimana dilansir situs BPK RI Perwakilan Banten berikut ini. 

Pantai Sawarna disebut-sebut sebagai nirwana tersembunyi di bumi. Hal ini tak lain sebab pantai indah yang terletak di Kabupaten Lebak, Banten ini masih belum dikenal banyak orang. Terletak di Kecamatan Bayah, pantai Sawarna sanggup ditempuh melalui dua jalur. Jalur pertama ialah Jakarta—Tangerang—Rangkasbitung—Malingping—Bayah—Desa Sawarna, yang sanggup ditempuh sekitar 5 jam perjalanan. Jalur kedua ialah Jakarta—Pelabuhan Ratu—Bayah—Desa Sawarna, yang memakan waktu 7—8 jam perjalanan.
Desa ini mempunyai keunikan dan keindahan pemandangan alam berupa pantai dan gua-gua yang spektakuler. Karenanya, desa ini juga dikenal dengan sebutan Desa Seribu Gua. Beberapa gua yang cukup populer dan menjadi primadona wisatawan ialah Gua Lalay dan Gua Lawuk. Gua Lalay merupakan salah satu Gua Karst (batu gamping) di desa Sawarna. Menurut sejarahnya, terjadinya Gua Lalay bermula dari adanya retakan pada kerikil gamping akhir efek getaran tektonik. Retakan tersebut selanjutnya berfungsi sebagai jalan air yang melarutkan kerikil gamping sesuai dengan sifat fisiknya yang gampang larut dalam air. Air yang melarutkan kerikil gamping tersebut selanjutnya mengendap dan menghasilkan aneka macam ornamen gua. Bagian dasar gua ini merupakan sungai bawah tanah yang berlumpur dengan ketebalan 10 hingga 15 cm. Panjangnya diperkirakan hingga 1000 meter. Istilah Lalay sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti kelelawar. Ini dikarenakan di atas gua tersebut banyak sekali kelelawar. Sedangkan Gua Lawuk mempunyai keindahan stalaktit dan stalagnit yang luar biasa. Stalaktit tersebut terbentuk dari tetesan air yang mengenai batuan gamping. Tidak hanya pesona Gua yang menarik di Sawarna. Pantainya konon merupakan nirwana bagi para pecinta surfing dari mancanegara. Pantai Ciantir, yang sering juga disebut dengan Pantai Sawarna, merupakan pantai selatan di Banten yang mempunyai medan yang sangat menantang adrenalin para peselancar.
Selain Pantai Ciantir, Pantai Tanjung Layar di Sawarna juga mempunyai keunikan tersendiri, yaitu adanya dua buah karang tinggi yang bentuknya ibarat layar.
Di bawah ini beberapa gambar dokumen eksklusif yang menawarkan fenomena alam Sawarna.












Saya akui gambar di atas risikonya buruk sekali sebab memakai HP jadul, dan obyek yang diambil juga tidak pada target yang dianggap indah, unik dan fenomenal. Silahkan Anda lihat-lihat sendiri gambar Pantai Sawarna ini di situs lain yang menampilkan lengkap kondisi Sawarna. 
Terima kasih

Senin, 24 Februari 2014

Ilustrasi orang sakit (www.islampos.com)
Hikmah di Balik Sakit . Apabila seseorang selalu berada dalam keadaan sehat, maka ia tidak akan mengetahui derita orang yang tertimpa petaka dan kesusahan, dan ia tidak akan tahu pula besarnya nikmat yang ia peroleh. Oleh lantaran itu maka saat ditimpa sakit ia ingin semoga bisa segera pulih, sebagaimana kondisi semula saat sehat, lantaran sehabis sakit itulah ia akan tahu apa artinya sehat.
Oleh alasannya ialah itu orang yang sedang ditimpa penyakit tidak perlu dicekam rasa takut, selama ia mentauhidkan Allah dan menjaga sholatnya, lantaran bergotong-royong dibalik sakit itu terdapat pesan yang tersirat dan pelajaran bagi siapa saja yang mau memikirkannya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
"Cobaan senantiasa akan menimpa seorang mukmin, keluarga, harta dan anaknya sampai dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak memiliki dosa."
Musibah sanggup mengakibatkan seorang hamba berdoa dengan sungguh sungguh, tawakkal dan tulus dalam memohon kepada Allah SWT, sehingga ia akan mencicipi manisnya kepercayaan yang lebih nikmat dari lenyapnya penyakit yang diderita, sebagaimana dilakukan oleh Nabi Ayub A.S:
"Dan (ingatlah kisah) Ayub saat ia menyeru Tuhannya (Ya Tuhanku), bergotong-royong saya telah ditimpa penyakit, dan Engkau ialah Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang." (Q.S. Al Anbiya : 83).
Berapa banyak petaka yang mengakibatkan seorang hamba menjadi Istiqomah dalam agamanya, berlari mendekat kepada Allah dan menjauhkan diri dari kesesatan. Amat banyak pula orang yang sehabis ditimpa sakit, ia mulai bertanya perkara agamanya, mulai mengerjakan sholat dan berbuat kebaikan, yang kesemuanya itu tidak pernah ia lakukan sebelum menderita sakit. Maka sakit yang sanggup memunculkan ketaatan-ketaatan tersebut, pada hakekatnya merupakan kenikmatan baginya. Apabila seorang hamba selama hidupnya tidak pernah ditimpa musibah, maka biasanya ia akan bertindak melampaui batas, lupa awal kejadiannya dan lupa tujuan simpulan dari kehidupannya, akan tetapi saat ia ditimpa sakit, mengeluarkan aneka macam kotoran dahak dan terpaksa harus lapar, maka ia tidak bisa memberi manfaat dan menolak ancaman dari dirinya, bahkan terkadang ingin mengetahui sesuatu tetapi tak kuasa, tak ada yang sanggup dilakukan untuk dirinya, demikian pula orang lain tak bisa berbuat apa-apa untuk menolongnya, maka apakah pantas baginya menyombongkan diri di hadapan Allah dan sesama insan ?
Musibah sakit akan mengakibatkan seorang hamba hatinya bertambat kepada Allah dengan kuat, apalagi bagi penderita sakit yang telah sekian lama berobat ke sana ke mari namun tak kunjung sembuh, maka dalam kondisi menyerupai ini, satu satunya yang jadi acuan keinginan hanyalah Allah semata sehingga ia mengadu, Ya Allah tak ada lagi keinginan untak sembuhnya penyakit ini, kecuali hanya kepadaMu.
Seperti dalam Firman Allah SWT yang artinya : "Apa saja petaka yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan kesalahanmu." (Q.S. As Syuara : 30).
Dalam ayat ini terdapat kabar gembira sekaligus ancaman, bila kita mengetahui bahwa petaka yang kita alami ialah merupakan eksekusi atas dosa-dosa yang diperbuat, akan tetapi kegetiran hidup yang dirasakan tersebut akan bermetamorfosis kenikmatan di akhirat.
Banyak pula bukti saat seseorang dalam keadaan kritis, saat para dokter sudah angkat tangan, namun dengan permohonan yang sungguh-sungguh kepada Allah, maka ia sanggup sembuh dan sehat kembali.
Oleh lantaran itu seorang hamba hendaknya selalu bersabar dan memuji Allah saat tertimpa musibah, alasannya ialah walaupun ia sedang sakit maka tentu masih ada orang lain yang lebih parah, dan hendaknya ia melihat bahwa sakit yang diderita dengan nikmat yang telah diterima, serta memikirkan pula faedah dan manfaat dari sakitnya.
Dalam urusan agama seseorang hendaknya harus memandang yang ada di atasnya semoga tidak merasa bahwa dirinyalah yang terbaik, sedang dalam urusan dunia ia harus memandang orang yang ada di bawahnya, semoga mengakibatkan rasa syukur dan melahirkan kebanggaan kepada Allah, lantaran sakit bagi seorang hamba (muslim) merupakan rahmat bukan siksa, sedangkan simpulan hidup ialah hiburan bagi orang beriman. Firman Allah SWT yang Artinya: "Mengapa Allah akan menyiksamu bila kau bersyukur dan beriman, dan Allah ialah maha mensyukuri lagi Maha mengetahui." (Q.S. An Nisaa : 147).
Sayangnya kebanyakan insan tidak mengetahui Allah dan hikmahnya bila sakitnya berkepanjangan dan tak kunjung sembuh, mengakibatkan keluh kesah dan putus asa. Meskipun demikian Allah tetap menyayanginya lantaran itu semua disebabkan ketidaktahuan, kelemahan dan kekurangan. Wallahu a'lam.
Oleh : Wahid Abdullah (Kuala Selangor, Malaysia).

Minggu, 23 Februari 2014

Chaeri Wardhana Alias Wawan Seharusnya Masuk Rekor MURI . Anda semua tahu bukan? Wawan ialah adik Ratu Atut Gubernur Banten yang kini menjadi tersangka penyuapan penyelesaian sengketa Pilkada Lebak. Lalu berubah menjadi tersangka korupsi alkes Kota Tangsel dan Banten dan TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang). Wawan juga ialah sosok insan Banten yang tidak mempersiapkan mati, tapi hanya mempersiapkan hidup. Bukankah kita setuju bahwa korupsi hanyalah dilakukan oleh orang-orang yang tidak mempersiapkan MATI, tapi hanya mempersiapkan HIDUP? Bagi koruptor mati ialah urusan nanti, yang penting kini hidup bahagia di atas penderitaan orang lain. Karena berprinsip yang penting senang, maka jiwa filantropinya pun hanya disalurkan kepada orang-orang yang sanggup menawarkan timbal balik kesenangan. Misalnya, para artis cantik.

Dari hasil sepak terjangnya menggapai hidup senang, ternyata Wawan bisa menciptakan semua orang berdecak dan geleng kepala. Menurut hasil penelisikan KPK, sementara ini diketahui Wawan telah mencuci uangnya dengan kendaraan beroda empat aneka macam merek (kirain pake rinso…). Jumlah kendaraan beroda empat Wawan yang berhasil disita KPK hingga artikel ini ditulis berjumlah 42 unit ditambah 1 moge (motor gede). Wawan berhasil membalap Akil Mochtar. Sebuah jumlah yang belum ada tandingannya dalam sejarah perpencucian uang di Indonesia yang ditangani KPK. Fantastis !
Kalau saja Lembaga MURI mensyaratkan rekoris ialah bidang apa saja tanpa melihat maslahat dan manfaat positif, selayaknya Wawan masuk rekor MURI sebagai koruptor terbanyak mobilnya disita KPK. Sayang, hanya satu sarat yang terpenuhi yaitu belum pernah ada kendaraan beroda empat sebanyak itu disita KPK sebab kasus pembersihan uang di Indonesia dan dunia. Padahal, saya sangat mendukung apabila Om  Jaya Suprana memasukannya ke dalam rekor superlatif  MURI dengan penghargaan piagam dan palakat ukuran besar. Kemudian piagam dan plakat tersebut dipajang berdampingan di tengah-tengah alun-alun Kota Serang sebagai jantung kota (seru kali, ya…). Lama pemajangan selama Wawan dipenjara (waduh…bagaimana jikalau hukumannya 30 tahun…?). Dan Lembaga MURI cukup dibayar dengan 1 motor gede yang disita KPK (jangan dari cost sharing rakyat Banten, kasihan…). Pastinya, cara ini akan menambah efek jera terhadap pelaku koruptor di Banten dan umumnya di seluruh Indonesia.
Mengapa dipajangnya harus di alun-alun Kota Serang? Tujuannya menciptakan efek jera, masa iya dipajang di tengah makam ! Selain itu, jikalau dipajang di tengah makam, nanti pasukan nasi bungkus yang membereskannya tengah malam tanpa takut (ada pocong juga niscaya dibacok..!!).
Yang terperinci mari kita dukung KPK sepenuhnya, untuk terus menelisik harta kekayaan para pencuci uang. Dan khusus mobil-mobil Wawan tersebut seharusnya dijual dan uangnya dikembalikan kepada rakyat Banten (masa sih, KPK membuka dealer baru…!).
Banten, 23 Pebruari 2014.
Kenapa Bayi Atau Janin Menghilang Saat Hamil? Pernahkan Anda mendengar seorang perempuan hamil beberapa bulan, tapi kemudian bayi/janin yang dikandungnya tiba-tiba menghilang? Dipostingnya artikel ini justru alasannya istri saya tadi siang bilang bahwa tetangga sebelah berusia 31 tahun kandungannya hilang (maksudnya janin yang diyakini bakal bayi itu hilang). Sementara ia telah mencicipi gejala kehamilan menyerupai layaknya perempuan tengah hamil. 
Banyak mitos berkembang perihal bayi yang hilang ketika masih dikandung. Ada perempuan yang mengalami gejala kehamilan, sesudah cek ke dokter positif hamil, muntah-muntah, tubuh lemas dan sebagainya layaknya perempuan yang sedang hamil muda, tetapi beberapa bulan kemudian, diketahui tidak ada janin di dalam rahim. Mitos pun bermunculan, ada yang bilang janin diculik jin atau makhluk halus untuk dipindahkan ke rahim perempuan lain atau jadi tumbal.
Mitos yang cukup menakutkan, tetapi perkara bayi yang hilang dalam kandungan memang sanggup terjadi, ini bukan kebohongan, menyerupai dongeng saya di atas yaitu nyata. Saya tidak akan membahas dari segi mistis, tetapi dari segi ilmu kedokteran. Inilah penyebab janin 'hilang' ketika masih dikandung.
Janin Bukan Hilang, Tapi Tidak Berkembang
Dilansir dari Bidanku.com, dalam dunia medis, janin yang hilang disebut dengan istilah kehamilan kosong atau Blighted Ovum. Kehamilan ini disebut juga sebagai kehamilan tanpa embrio. Saat terjadi pembuahan, sel-sel dalam rahim tetap membentuk kantung ketuban dan plasenta, tetapi telur yang telah bertemu sperma tidak berkembang menyerupai kehamilan yang seharusnya. Pada kondisi kehamilan kosong, kantung kehamilan tetap berkembang, tetapi tidak ada embrio yang berkembang di sana.
Kehamilan Normal (atas) dan Kehamilan Kosong (bawah)
Sang perempuan tetap mencicipi gejala kehamilan, produksi hormon HCG meningkat, cek kehamilan mengatakan positif hamil, terjadi juga tanda kehamilan menyerupai muntah, pusing gampang lelah dan tanda awal kehamilan lainnya. Kehamilan kosong biasanya gres terdeteksi sesudah usia kehamilan 6 - 8 ahad melalui investigasi USG (ultrasonografi) atau ketika sang ibu mengalami keguguran dengan sendirinya.
Penyebab Belum Diketahui
Hingga ketika ini, belum diketahui penyebab niscaya Blighted Ovum atau kehamilan kosong. Dugaan sementara yaitu kelainan kromosom, kelainan genetik atau sel telur dalam kondisi tidak baik ketika mengalami pembuahan oleh sperma. Kehamilan kosong tidak sanggup dicegah, jikalau sudah terjadi, maka penanganannya yaitu mengeluarkan hasil pembuahan dari dalam rahim. Dapat dilakukan dengan kuretase atau obat.
Jika seorang perempuan mengalami kehamilan kosong dan sudah menerima penanganan medis, maka hal ini tidak akan kuat pada rahim dan kesuburan. Wanita masih mempunyai kesempatan besar untuk hamil kembali dengan normal. Hanya saja, jikalau seorang perempuan berkali-kali mengalami kehamilan kosong, sebaiknya lakukan investigasi kesehatan atau tes genetika untuk menyidik kromosom pada perempuan dan suami.
Itulah klarifikasi ilmiah janin yang hilang. Bagi wanita yang sedang menanti kehamilan atau pernah mengalami kehamilan kosong, jangan khawatir, selalu ada impian untuk mengandung dengan sehat. Dan jangan lupa terus berusaha dan berdoa.
Referensi : aneka macam sumber

Jumat, 21 Februari 2014

Quo Vadis PGRI Propinsi Banten Periode 2014-2019? Memilih Ketua PGRI Propinsi di Banten tak boleh sekedar berdasarkan popularitas, kedekatan emosional, kedekatan struktural dan chemistry dengan para guru dan pengurus. Para pengurus calon konstituen harus cerdas melihat rekam jejak (track record) kandidatnya kalau ingin PGRI keluar dari aroma kooptasi penguasa dan permasalahan pendidikan yang terpolitisasi lebih masif. Jabatan dan ketokohan seseorang yang menjadi landasan elektabilitas harus bisa diukur dari rekam jejak selama ini. Para guru jangan terjebak pada visi kandidat yang mengatasnamakan kepentingan guru dan organisasi. Sebab bagi penganut kolonialisme, berbicara manis berisi dusta itu bukan hal yang ditabukan. Jika ada pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan atau dinas-dinas lain yang melamar untuk mencalonkan diri sebagai kandidat Ketua PGRI, maka para calon konstituen harus jeli menakar kadar kepentingan dan misi langsung si calon. PGRI harus menolak kandidat yang mempunyai track record pendukung status quo yang sekarang sedang terundung rasuah. Sebab tidak tidak mungkin PGRI di Banten di kemudian hari dilegalitaskan sebagai salah satu alat pendukung kekuasaan yang sewaktu-waktu dikoyak para pencari kebenaran (LSM, rival dan sebagainya).
Foto dokumen pribadi


Tentunya kehati-hatian yang terlintas di atas cukup beralasan. Ini bukan omongan lebay tanpa dasar. Kaum intelek warga Banten semua tahu, bahwa hampir semua pejabat di Banten ialah produk proses nepotisme. Proses ini dalam evolusinya mengakibatkan kuatnya rantai dan jaring-jaring kekuasaan yang saling menopang. Karena mereka yang masuk ke system mau tak mau harus siap menjadi pecahan dari proses politik demi langgengnya kekuasaan. Sedangkan PGRI, harus sadar akan jati dirinya yang independen, unitaristik, dan non partai. PGRI tidak berhubungan dan beraliansi dengan kendaraan politik mana pun.  PGRI dilarang dijadikan alat penekan oleh penguasa kepada pihak pencari kebenaran yang mengkritisi ketua dalam kapasitasnya sebagai jajaran pemerintahan. Pun PGRI dilarang dijadikan tangan-tangan penguasa melalui pengurusnya. Justru PGRI ialah penekan (pressure) pemerintah dalam mengawal kebijakan yang tidak pro tuntutan PGRI. PGRI jangan mau dicombo dengan kemudahan lengkap dan glamor dari penguasa kalau harus kehilangan jati diri dan independensinya yang mengakibatkan ompongnya gigi PGRI.
Tulisan ini dibentuk terdorong oleh adanya desas-desus bahwa salah satu pejabat instansi di Kota Serang akan melamar menjadi calon Ketua PGRI propinsi Banten periode masa bakti 2014-2019. Dan desas-desus itu ternyata telah terbukti kebenarannya lantaran saya sendiri sudah menghadiri undangannya untuk mengikuti audiensi calon pelamar bersama sejumlah pengurus kota dan 18 pengurus cabang se-kota Serang. Pelamar ialah seorang Kepala Dinas. Bagi kami, siapa pun yang akan menjadi ketua PGRI Propinsi Banten tidak masalah, yang penting ia bisa menjalankan fungsi-fungsi organisasi secara demokrasi dan independen. Jangan ada orang yang berambisi menjadi pengurus PGRI semata-mata lantaran untuk kepentingan langsung atau kelompok, apalagi PGRI hendak dijadikan alat menopang kekuasaan. Dan, siapa pun yang berkeinginan maju menjadi calon ketua, sepanjang itu tidak bertentangan dengan AD/ART PGRI, its Ok, lantaran itu ialah hak. Namun sekali lagi calon konstituenlah yang harus bisa menilai siapa yang lebih integritif terhadap kepentingan organisasi. Sebab mereka yang akan menentukan harus sadar bahwa dirinya merupakan refresentatif dari seluruh anggota yang diwakilinya.
Oleh lantaran itu, mengingat hasil audiensi yang sudah digelar pada awal bulan ini di sebuah Sekolah Menengah kejuruan di Kota Serang, saya sangat khawatir. Kekhawatiran saya memang berdasar pada evaluasi subjektif saya sendiri. Namun Subjektivitas saya berdasarkan saya rasanya bukan subjektivitas buta. Artinya, bukan tanpa alasan yang jelas. Saya menilai dengan catatan rekam jejak yang bersangkutan, yang menyimpulkan bahwa yang bersangutan masih diragukan dalam hal akuntabilitas, kredibelitas, integritas dan independensinya. Beliau belum pernah menjadi pengurus di tingkat mana pun, sehingga belum ada standar evaluasi yang sanggup dipakai secara valid bagi kami (belum teruji). Sedangkan rekam semenjak lain yang berdasar pada jabatannya kini, justru belum bisa memuaskan semua pihak. Sehingga walaupun ia orang yang berkutat di ranah guru dan pendidikan, namun bergotong-royong tidak ada nuansa chemistry yang terbentuk dalam arti yang hakiki. Kedekatan emosional pun masih sangat diragukan menempel pada benak para guru. Yang ada mungkin hanya sekedar menghargai di depan yang bersangkutan, namun di belakang bersuara bising berirama sama.
Betulkah berirama sama? Berirama sama, itu mempunyai makna bebas tak dipengaruhi makna sintaksis. Namun kata bising merujuk bukan pada elektabilitas seseorang. Nah, justru inilah yang menjadi pertanyaan saya sesudah terselenggaranya audiensi tersebut. Dari 6 orang perwakilan tiap PGRI Cabang, bersuara sama mendukung sepenuhnya dengan beberapa alasan dan rasionalisasi yang masuk akal. Apakah betul apa yang mereka sampaikan itu keluar dari hati nurani atau hanya cari selamat? Mungkinkah mereka cari selamat dengan niat hati kecil menjerumuskan seseorang (balon)? Saya berharap begitu, lantaran alangkah tulinya mereka apabila bunyi tunjangan itu benar-benar bunyi hati nurani masing-masing. Betapa butanya mata mereka memandang permasalahan yang terjadi selama ini. Bukti mana yang hendak mereka olok-olokan bahwa yang bersangkutan punya track record baik terhadap guru? Pernahkan mereka bertanya kepada semua Kepala Sekolah Menengan Atas di Kota Serang, ihwal siapa dia? Dia tidak lebih dari seorang pejabat yang tidak mengerti kata tegas. Tegas yang tidak konstruktif ialah cenderung mendzolimi. Maka apabila ada guru yang menjadi korban kekuasaan yang absolut dari dinas pendidikan, sudikah kemudian kita menyebutnya pro guru? Yang ada seharusnya malah menjegalnya membuang jauh-jauh dari kehidupan guru dan dunia pendidikan dan bukan malah jadi orang nomor satu di rumah guru. Anda bisa baca ihwal Curhat Mantan KepalaSMPN 25 Kota Serang di blog ini. Tanpa menunjuk siapa orangnya, artikel tersebut cukup memperlihatkan tumpuan kepada kita. Dari situ selayaknya semua orang harus satu visi satu persepsi dalam memandang jejak tindak-tanduk si calon pemimpin organisasi guru.
Sebagai autokritik, kembali saya ungkapkan bahwa kepengurusan PGRI Propinsi Banten belum maksimal menjalankan fungsi-fungsi organisasi selama ini. Belum ada inovasi-inovasi yang membanggakan dari sisi pengembangan profesionalisme guru. Yang banyak berkiprah masih sebatas sekretaris pada tupoksinya yang terbatas. Secara pribadi, saya menginginkan ketua PGRI provinsi Banten diambil dari kalangan akademisi kampus sekelas Dahnil Anzhar, misalnya. Saya juga mengharapkan adanya pembaharuan dan peningkatan konten-konten bermutu dari Majalah PGRI Propinsi Banten, di bidang pendidikan. Saya ingin melihat PGRI propinsi Banten sama dengan PGRI Propinsi Jawa Barat saat dipimpin Muhamad Surya. Kalau pun ketuanya masih dari kalangan nonakademisi, saya berharap besar PGRI Propinsi Banten sanggup bekerja sama dengan para penulis pendidikan dari kalangan kampus untuk meningkatkan mutu layanan majalah bunyi guru Banten.
Akhir kata, biar PGRI semakin bernafsu dalam mendedikasikan dirinya sebagai wadah usaha guru dan dunia pendidikan. Dan, keterlibatan aktif anggota dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan menjadi anggota saja. Akan tetapi partisipasi yang lebih dari itu, yaitu semakin masuk pada keterlibatan mental, pikiran, dan emosi dalam situasi kelompok yang mendorong memperlihatkan sumbangan kepada organisasi dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap upaya yang diperjuangkan.
Semoga.

Kamis, 20 Februari 2014

Curhat Kepala SMPN 25 Kota Serang yang Terdzolimi . Entah bagaimana waktu itu saya ngebet sekali ingin bertandang ke rumah seorang sahabat padahal hari menjelang maghrib. Hasrat itu muncul dan menguat mungkin lantaran sudah terlalu usang saya dan beliau tidak suka bertemu. Dulu, saya sering bertamu ke rumahnya ketika masih sama-sama kuliah di Untirta. Namun semenjak sama-sama lulus, kekerabatan itu begitu saja terputus lantaran kesibukan kami masing-masing. Namun sebagai sahabat karib, saya selalu bertanya kepada siapa saja yang mengenal dia, menanyakan khabar sahabat saya itu. 
Gbr. Ilustrasi dari Google
Kurang lebih satu tahun yang lalu, sahabat saya yang lain menyampaikan bahwa beliau gres saja dilantik menjadi Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 25 Kota Serang. SMP Negeri 25 Kota Serang yaitu Sekolah Menengah Pertama terakhir di Kota Serang terletak di Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang. Walaupun saya sempat berpikir suudzon membayangkan berapa kocek yang dikeluarkannya untuk meraih jabatan itu, saya tetap gembira dan ikut senang.
Singkat cerita, belum satu tahun menikmati hasil jerih payahnya mencapai karir, dikhabarkan lagi bahwa sahabat saya Muhamad Yahya, S.Pd., M.M. dilantik menjadi guru SMPN 24 Kota Serang Banten. Artinya, beliau diturunkan lagi menjadi guru. Saya sungguh tanda tanya. Apa gerangan penyebabnya. Mungkinkah atas usul beliau sendiri atau lantaran alasannya yaitu lain. Ketika saya menyambangi rumahnya eksklusif untuk tujuan lain, justru problem yang menjadi teka-teki tadi terjawab sudah.
Tepat adzan maghrib saya tiba di rumahnya, eksklusif mengambil air wudlu untuk menjalankan shalat maghrib. Selesai shalat, kami makan bakso yang dibeli dari tetangganya. Kami duduk di ruang tamu penggalan L, ditemani oleh istrinya. Di situ kami membuka obrolan. Sedari tadi saya memperhatikan air mukanya yang tidak lagi gairah ibarat dulu. Jalan pun kini kelihatan ibarat orang yang gres sembuh dari sakitnya. Di ruang tamu ini Dia menceritakan apa yang saya tanyakan. Ternyata betul beliau sudah menjadi guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 24 Kota Serang, dan bukan atas permintaannya. Dengan raut wajah yang nampak masih tidak terima, beliau menceritakan dengan detil kepada saya wacana seluk beluk nasibnya itu. Kronogisnya sanggup saya ceritakan berikut ini.
Muhamad Yahya belum usang menjadi Kepala Sekolah eksklusif menerima proyek RKB (ruang kelas baru) dengan besar anggaran kurang lebih satu miliar. Dalam perjalanannya, dinas pendidikan kota Serang ingin mengambil alih proyek tersebut. Artinya, dinas pendidikanlah yang melakukan pembangunannya, sementara pihak sekolah hanya formalitas belaka. Modus ibarat ini bukan tidak mengandung resiko aturan dan kepusingan bagi pihak sekolah ketika pihak media dan LSM menelisik. Oleh lantaran itu, tentu saja ditolak oleh Muhamad Yahya. Rupanya dinas pendidikan pun tidak bermain sendiri, di belakang instansi ini ada kroni dinasti yang khusus bermain di proyek Kota Serang, yakni seorang kontraktor sebut saja namanya O. Kontraktor ini pernah tiba ke lokasi Sekolah Menengah Pertama Negeri 25 Kota Serang untuk bertemu Muhamad Yahya. Belakangan diketahui bahwa O ini termasuk orang yang disegani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Serang. Memang, siapa pejabat di Banten yang tidak takut terhadap pihak swasta yang menjadi kelompok dinasti. Semuanya niscaya takut, takut kehilangan jabatan. Kalaupun ada yang berani tidak manut, tunggu saja tanggal mainnya untuk dicopot atau dicari sisi kelemahannya untuk dikorek sisi korupsinya untuk kemudian dijebloskan ke penjara. Atau minimal akan sama nasibnya dengan sahabat saya ini.
Gagal mengambil alih proyek, pihak dinas pendidikan Kota Serang mengarahkan alternatifnya ke jurus usul fee atau upeti 30 % dari nilai proyek. Tidak juga diindahkan oleh Muhamad Yahya. Memberi namun tak sesuai usul atasan, itu katanya. Alhasil, beliau diturunkan menjadi guru lagi dengan alasan tak jelas, namun semua orang sebetulnya mengerti. Sungguh pejabat di Kota Serang ada yang menjadi penggalan dari tentakel penguasa. Mereka menjadi PNS yang dzolim gara-gara bawahan berjalan di jalan yang lurus. Haruskah di Kota ini terus berlajut terbentuk budaya “yang jujur niscaya hancur?” Lagi-lagi hanya waktu yang akan menjawab. Allah telah berjanji, kejahatan suatu ketika akan hancur.
Pertanyaan selanjutnya yaitu : adakah tugas swasta terkait jatuhnya M. Yahya? Menurut sahabat saya itu, ini terang adanya intervensi swasta berjulukan O tadi. Akan tetapi ilham pencopotan sanggup tiba berawal dari Kepala Dinas sebagai unjuk carmuk, sanggup juga memang desakan dari O. Tapi siapa yang meneken SK? Kepala BKD Kota Serang, Ahmad Benbela. SK resmi M. Yahya menjadi guru lagi itu nampak serampangan, lantaran identitas M. Yahya sebagai PNS, NIP-nya pun tidak dicantumkan. Bagaimana reakasi M. Yahya, apakah mem-PTUN-kan mereka? “Allah sajalah yang menghukum mereka. Semoga semua itu membawa pesan tersirat bagi hidup saya sekeluarga dan teman-teman”, katanya.
Wallahua’lam.