Baca yang lain juga ya!
Grace Melia: Mencari Passion
Windi Teguh: Menemukan Passion
Mevlied Nahla: Atas Nama Passion
Saya sendiri ingin nulis dari sisi passion dan calling. Dua kata ini definisinya banyak banget dan memang blur gitu. Nggak jelas. Ada yang bilang passion dan calling sama, career yang beda. Ada yang bilang passion, calling, dan career itu beda. Blablabla. Suka-suka orang deh, saya juga mau bikin pendapat sendiri lol.
Kaya yang saya bilang di postingan Instagram, passion itu pencarian seumur hidup, begitu juga dengan calling. Saya beruntung tau semenjak kecil jikalau passion saya nulis, belum bosan, atau ingin ganti. Iya saya suka agak gimana gitu sama yang membatasi definisi passion dengan sesuatu yang tidak menciptakan kita bosan.
"Ah jikalau bosan namanya bukan passion" ... Ih gitu amat. Padahal ya nggak apa-apa, namanya insan kan punya titik jenuh yang beda-beda. Yang jelas, yang bikin bosannya paling usang itu bisalah dibilang passion hahaha. Ya jikalau gres seminggu udah bosan kan terang bukan passion ya. Tapi jikalau udah 3 tahun? Udah 5 tahun? Terus kita bosan, masa dibilang bukan passion. Kan nggak begitu juga.
Nggak apa-apa banget bilang “aku dulu passionate banget sama A tapi kini nggak lagi”. BOLEH KOK. NGGAK MASALAH. Hahaha. Jangankan passion, cinta aja sanggup luntur kan gengs. HEYAK.
Dan ingat, masih ada calling!
Ya, calling kalian apa sih? Saya sendiri belum nemu banget, untuk apa saya hidup? Apa panggilan (banyak yang bilang “panggilan Tuhan”) yang bikin saya ngerasa berguna? Tapi saya nggak pusing amat sih saya anaknya santaaaii hahahaha.
Contoh sederhananya gini, ada orang yang passionnya berkebun, tapi dengan berkebun beliau jadi nggak sanggup bantu orangtua yang sedang sakit dan bayar adiknya kuliah. Kaprikornus beliau kini tetap bekerja di korporasi, dengan demikian beliau jadi sanggup bantu keluarga alasannya ialah gajinya lebih dari cukup.
Keluarga ini tentu beliau sayang banget jadi sesuatu memanggil beliau untuk terus bantu keluarga dan itu bikin beliau bahagia. That’s your calling! Nangkep kan ya? Lagian passion berkebun kan masih sanggup jadi hobi.
Contoh lain. Passion kau traveling, terus ketika lagi masuk hutan Kalimantan kau jatuh cinta sama orangutan. Dan mulai kini kau mendedikasikan diri kau sebagai penggerak evakuasi orangutan. Kamu merasa kau HARUS dan ada urgensi melaksanakan itu. That’s your calling! Passion traveling tetap sanggup dilakukan ketika kau traveling mencari orangutan untuk diselamatkan atau kampanye ke mana-mana.
Kaprikornus buat saya, passion dan calling itu sanggup sama sanggup beda. Ketika kau passionate dan kau merasa berkhasiat bagi diri sendiri, keluarga, atau nusa bangsa ketika melakukannya, sanggup jadi passion kau dan calling kau sama.
Begitu gengs. Semoga nangkep ya hahahaha.
Intinya apa?
🌟 Untuk kalian yang masih berusaha menemukan passion dan calling 💙
Pikirkan baik-baik apa ya calling kalian? Jangan-jangan selama ini kalian nggak tau passion kalian apa alasannya ialah sibuk menjalani calling? Nggak apa-apa banget. Satu-satu aja kok kalem ajaaa.
Dari yang standar kaya baking atau cooking class hingga yang agak “aneh” kaya leather stitching atau jewelry making gitu. Dicoba dulu aja yang kira-kira menarik, siapa tau jadi hobi gres dan bikin kita senang melakukannya. Itulah passion! JADI AYO COBA DULU!
🌟 Untuk kalian yang sudah tahu passion kalian apa 💙
Good for you! Jangan pernah ngerasa puas, terus lakukan dan lakukan alasannya ialah jam terbang itu nggak pernah berkhianat. Kalian boleh capek, kalian boleh bosan, tapi ingat passion itu ialah ihwal sejauh mana kita bertahan dan seberapa berpengaruh kita berusaha mempertahankan.
Kalau kalian cukup beruntung sanggup ngerjain passion tanpa terganggu uang, maka kalian punya ruang untuk lebih berkembang. Hard work never lies.
Karena definisi sukses bagi orang juga beda-beda kan. Ada yang definisi suksesnya ialah honor sekian sebulan, berkali lipat dari temen seangkatan/orang seumuran. Tapi ada juga yang definisi suksesnya kaya saya, honor so-so lah, hidup nggak mewah, tapi saya punya kerjaan yang saya suka, saya punya waktu banyak buat keluarga. And that makes me happy! :)
Gimana pun uang akan selalu jadi motivasi lebih. Kecuali kalian memang sanggup hidup lebih susah demi passion atau passionnya emang sanggup menghasilkan uang banget yaaa. Beruntunglah kalian yang sanggup hidup layak dan yummy sambil kerjain passion. Yosh!
Nggak apa-apa banget! Iyalah nggak apa-apa banget beneran. Nggak semua orang punya sasaran buat hidup dan hidup tanpa sasaran pun tidak apa-apa hahaha. Kecuali jikalau kalian punya anak ya, ya minimal siapin lah dana pendidikan anak alasannya ialah anak kan tanggung jawab kita.
Karena jikalau semua orang ambisius nanti pusing lohhh. Harus ada orang-orang kalem emang semoga dunia seimbang hahaha. Kalau semua ambisius nanti pilpres siapa yang milih dong semua orang ingin jadi presiden lol.
*
Oke sebagai penutup, pesan saya (yang juga harus saya katakan berkali-kali pada diri sendiri): carilah kebahagiaan dalam hidup. Whether it’s passion, calling, or career!
Buat ibu-ibu yang ngerasa rendah diri alasannya ialah jadi ibu rumah tangga, jadi ibu rumah tangga itu calling banget loh. Nggak semua orang punya calling untuk jadi ibu rumah tangga. Meski saya selalu bilang wanita harus berdaya, saya juga nggak duduk kasus sama ibu-ibu yang hidupnya memang hanya mendedikasikan diri sama keluarga. Selama senang kan nggak apa-apa banget. Kecuali memang melakukannya dengan terpaksa. :)
Tidak ada kata terlambat menemukan passion, tidak ada salahnya mengganti passion, dan tidak ada salahnya tidak punya atau belum nemu passion! Your call!
So be proud of what you are now! Be happy! Your happiness is your own responsibility! Your life is your own journey. :)
*
Demikian kuliah umum kali ini, sudah layak kah jadi motivator? :)))))
-ast-
0 komentar:
Posting Komentar