Astagfirullah Asap Rokok Benar-Benar Berbahaya Bagi Bayi . Sudah dua bulan anak kami yang ketiga mengalami sesak napas semenjak 3 hari sehabis kelahirannya.Kini usianya gres 2 bulan lebih 5 hari. Anak kami, kami beri nama Dafita Nizza Nur Azizah. Lucu dan bagus berdasarkan saya. Dengan sangat terang aku menyaksikan keluarnya anak aku dari rahim ibunya. Bersama bidan aku memberi semangat pada isteriku dikala ngejan mengeluarkan Dafita. Alhamdulillah, Dafita pertama kali menghirup oksigen pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 00.30. Dafita mungil eksklusif menangis dengan nyaring sebagaimana bayi gres lahir. Beratnya 2,9 kg.  |
Asap rokok membahayakan bagi peokok dan orang lain |
Namun pujian dan kebahagiaan aku sempat terganjal dikala 3 hari berikutnya. Dafita anakku, napasnya bersuara ngorok, tersengal-sengal. Selanjutnya Dafita tidak lagi terdengar bunyi tangisnya. Bukan alasannya yaitu tidak suka menangis, tapi justru menangis tanpa mengeluarkan bunyi tangisan sebagaimana seorang bayi pada umumnya. Kami berdua dan keluarga lainnya menyangka bahwa bidan tidak higienis mengeluarkan kotoran di leher dan hidungnya. Dafita pun balasannya mengalami batuk-batuk dan kami bawa ke bidan yang dulu membidaninya. Alhamdulillah, batuk sembuh tapi ngorok belum jua hilang. Padahal bidan bilang kemungkinan ada dahak yang tertahan dan bayi mustahil sanggup mengeluarkan atau menelannya. Oleh alasannya yaitu itu bidan pun memberi obat pengencer dahak. Namun obat tersebut susah masuk ke perut Dafita, alasannya yaitu selalu saja dikeluarkan kembali seakan ia tak sanggup menelan. Kami semakin panik dan kasihan melihat kondisi bayi yang kelihatannya payah dalam mengambil napas. Karenanya ia pun susah tidur, atau tidur pulas tapi sering terbangun alasannya yaitu harus menarik napas panjang menyerupai orang “eungap” kekurangan oksigen. Akhirnya kami bawa ke dokter klinik, hasilnya sama saja nihil alasannya yaitu obat susah masuk. Seminggu berikutnya kami bawa kembali ke dokter praktek (dr. umum) terdekat. Juga nihil hasilnya.
Bagi pembaca yang pernah punya anak, niscaya sanggup membayangkan bagaimana perasaan aku terhadap anak saya, kasihan dan panik, bukan?
Kali ini kami membawanya ke RS Umum pecahan Poliklinik Anak. Melalui pemeriksaan, anak kami dinyatakan harus di-rontgent. Hari itu juga kami rontgent dan hasilnya sanggup dibawa dan keesokan harinya kami laporkan ke dokter poli anak. Dalam lampiran foto rontgent tertulis uraian hasil investigasi menyerupai ini:
- TAMPAK PENYEMPITAN KOLOM UDARA DALAM LARYNX SETINGGI VOCAL CORD.
- RETROPHARYNGEAL DAN RETROLARYNGEAL SPACEMELEBAR (MUCOSA EDEMA).
- EPIGLOTIS DAN VALEKULA : NORMAL.
 |
Anakku Dafita Nizza Nurazizah di ruang radiologi sedang difoto X-Ray |
Ketika dokter mencek foto rontgent, dokter menyampaikan bahwa ada kemungkinan alasannya yaitu terkena asap rokok. Astagfirullahal’adzim….tak kepalang tanggung kagetnya aku mendengar kata-kata dokter itu. Rasa berdosa yang tiada tara terhadap si kecil mungil nan tersayang, menggelayut pada diri saya. Pembaca yang terhormat, mengapa begitu menyesal diri aku terhadap perkara yang menimpa anak kami yang tak berdosa itu. Karena aku yaitu perokok berat yang dalam sehari semalam sanggup menghabiskan 3 bungkus rokok Marlboro merah. Sangat besar kemungkinan benar adanya, anak aku itu terkena asap rokok yang aku isap. Mengapa tidak, alasannya yaitu semenjak bayi hadir di rumah, kami sekeluarga berdiam di satu ruangan yang luasnya 2,5 x 6 meter. Di situlah aku sering merokok terutama dikala menghadapi leptop. Memang ruangan tersebut luas, akan tetapi peersebaran asap melalui udara yang rapat mungkin sekali masuk ke kanal pernapasan si bayi dalam jumlah yang banyak, mengingat frekwensi merokok aku cukup sering sehingga asap selalu berkutat di satu ruangan. Saya perokok berat. Gaya merokok aku sanggup dikatakan “buang sulut-buang sulut”. Maklum, Marlboro yaitu rokok dengan tembakau yang (ringan?) sehingga gres sebentar diroko eksklusif habis. Kaprikornus selalu kurang. Begitulah umumnya perokok yang merokok Marlboro.
Perkataan dokter tadi sangat aku yakini penyebabnya yaitu asap rokok dari rokok yang aku isap. Seorang bayi yang masih 0 tahun bahkan gres beberapa hari, sangat sensitive terhadap asap. Kesimpulannya yaitu asap rokok benar-benar berbahaya bagi bayi.
Sengaja pengalaman ini aku tulis semoga menjadi pelajaran bagi orang lain. Kini, anak kami masih dalam penyembuhan, semoga lekas sembuh sayang, papah mohon maaf dan papah menyesal, papah tidak tega dan tidak besar lengan berkuasa melihatmu.
Perlu diketahui bahwa efek asap rokok Marlboro agak berbeda dengan rokok-rokok yang lain. Asap rokok Marlboro bikin serak di tenggorokan, dan sanggup merusak bunyi juga. Itu yang aku rasakan sehabis aku gonta-ganti rokok.
Demikian semoga ada manfaatnya.
0 komentar:
Posting Komentar