Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Jumat, 02 November 2018

Lucunya Aksi 211, JK Tolak Tuntutan FPI . Aksi 211 ternyata punya tujuan yang tidak masuk nalar jika tidak mau dikatakan gila. Mereka menuntut semoga pemerintah mengakui bahwa bendera yang dibakar oknum Banser di Garut ialah bendera tauhid.
"Sampai dikala ini belum ada dari pemerintah maupun PBNU menyatakan hal itu. Kita akan menuntut itu, adanya ratifikasi dari pemerintah, negara, bahwa betul bendera yang dibakar bendera tauhid." (Slamet, CNNIndonesia).



Padahal sebelumnya pembakar bendera itu meyakini bahwa bendera yang ia bakar ialah bendera HTI. Ketika memberi keterangan kepada kepolisian ia tetap meyakini bahwa bendera itu bendera HTI. Pembawa bendera itu pun mengakui bahwa mendera yang dibawanya diakuinya sebagai bendera HTI.
Lalu kenapa justru orang lain yang memaksa pembakar, PBNU dan pemerintah mengakui bahwa bendera itu sebagai bendera tauhid? Apa mereka mau memaksa pembakar, PBNU dan pemerintah melaksanakan menyerupai apa yang mereka inginkan? Emang kau Siapa maksa-maksa. Maunya mau dihargai haknya, tetapi kau tidak mengakui hak kebebasan orang lain.
Tidak perlu Anda berpikir Panjang untuk menilai bahwa tuntutan agresi 211 tidak masuk akal. Bagaimana mungkin pemerintah mengakui bendera yang bukan benderanya? Itu sama saja pemerintah mengakui berdirinya HTI di negara ini dengan mengakui benderanya. Atau setidaknya memaksa pembakar mengakui apa yang ia sendiri tidak mengakuinya.
Makanya JK menolak mentah-mentah tuntutan FPI dan penerima agresi 211. Menurut JK pemerintah tidak pernah membuat hukum mengenai penentuan bendera. Pun pemerintah tidak mengatur ketentuan bendera apa pun kecuali bendera negara, sang saka Merah Putih.
JK juga menjelaskan bahwa apakah bendera yang dibakar itu ialah bendera HTI atau bendera tauhid yang tergantung Siapa yang mengakuinya. Kalau dipercaya sebagai bendera tauhid, ya itu kepentingan masing-masing individu bukan kepentingan pemerintah.
"Tidak perlu (bendera tauhid diakui pemerintah), ya pemerintah kan tidak pernah bikin hukum menyerupai itu. Tentu pemerintah tidak pernah tetapkan bendera ini harus begini, bendera ini harus begini. Tidak, tidak. Bahwa masing-masing menganggap itu (bendera tauhid), silakan. Bahwa bendera tauhid sesuai kepercayaan, silakan." (JK, Detik)
Mereka pikir JK akan tunduk pada tekanan massa. Sorry bro, JK itu bukan orang sembarangan. Jangan menerka JK gampang kau permainkan. JK itu sudah kenyang makan garam politik dan pemerintahan di Indonesia ini. Maka jangan harap dengan gampang mau mengelabuinya.
Logikanya begini. Pembakar itu meyakini bahwa itu ialah bendera HTI. Dia punya hak untuk mengakui itu sebagai bendera HTI alasannya ialah mungkin ia berguru dari fakta-fakta selama ini bahwa HTI selalu memakai bendera itu. Kaprikornus tidak dapat dipaksa semoga ia meyakini itu sebagai bendera tauhid. Kenapa bukan penerima agresi saja yang mengakui bendera itu sebagai bendera HTI, jadi tidak perlu aksi-aksian. Buat macet saja.
Jangan pula kalian berharap PBNU akan tunduk pada tekanan massa. Sebelum kau berdemo, mereka sudah menyatukan hati dengan Muhammadiyah untuk tetap menjaga keutuhan dan kesatuan NKRI. Mereka tidak sendirian. Muhammadiyah sendiri tidak menganjurkan warganya untuk ikut dalam aksi. Itu artinya, mereka juga tidak baiklah bahwa bendera yang dibakar itu ialah bendera tauhid.
Jadi PBNU sudah membaca skenario aksi. Hanya ada tiga kemungkinan demo ini. Pertama, untuk membuat kegaduhan. Dengan adanya tuntutan tak masuk akal, maka demo akan dapat berlanjut terus menerus. Awalnya tuntutannya ialah untuk menegakkan keadilan. Padahal kepolisian sudah bertindak dengan cepat. Lalu apa lagi yang mau mereka tuntut kecuali mau membuat kegaduhan?
Kedua, untuk mendukung HTI. Bendera itu sudah jelas-jelas selalu dipakai HTI. Eks HTI pun mengakui bahwa bendera itu ialah bendera HTI. Maka ketika agresi 211 membela bendera itu maka mereka sedang mendukung HTI.
Ketiga, ditunggangi kepentingan politik. Terbukti bahwa Prabowo menunggangi agresi ini. Peserta agresi mengenakan baju kampanye Prabowo-Sandi. Peserta agresi mengampanyekan gerakan makar ganti presiden dan mendukung Prabowo serta mengacungkan salam loser (dua jari ala salam LGBT China).
Kalau ternyata agresi ini hanya mau membuat kegaduhan, mendukung HTI, dan demi kepentingan politik Prabowo-Sandi, maka lagi-lagi agama dipermainkan, hanya sebagai alat politik.

0 komentar:

Posting Komentar