Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Selasa, 15 Agustus 2017

Pernak-Pernik Makam Angga Derepa Kapal Bosok . Terlepas dari problem magnet supranatural apa yang terkandung di dalamnya, yang terang Makam Kapal Bosok ini tengah booming di Kota Serang bahkan hingga keluar Kota Serang. Entah apa motivasi mereka yang tiba ke sana, yang terang pengunjung tak surut-surutnya ramai di sana. Dan, sesudah berada di sana sangat sanggup dipastikan mereka dari golongan mana pun, tak akan terpikirkan lagi yang namanya sengkarut apa yang terjadi di negeri ini. Tentang mega korupsi e-KTP, wacana Prabowo akur-akuran dengan SBY, kasus beras oplosan, impor garam, pinjaman banyak partai ke Jokowi, pembakaran pencuri ampli, PKS tak memandang lagi Prabowo, semuanya terlupakan. Atau malah mereka berada pada rasa terasing dari kemungkinan partisipasi apa pun di negeri ini karena banyaomong melihat teladan pikir, teladan ucap dan teladan tindak para politisi anjrit di sana.
Namun saya sendiri tak sanggup memprediksi secara akurat, seberapa usang keramaian pengunjung itu akan bertahan. Tapi bahwa akan lebih usang bertahan ketimbang kesolidan Koalisi Merah Putih di DPR RI, saya hakul yakin. Makam Kapal Bosok jauh akan lebih lama, atau mungkin saja ramai pengunjung selama-lamanya. Maka tak berlebihan jikalau Wali Kota Serang Tb. Haerul Jaman pada pelantikan Makam Kapal Bosok ini menyampaikan bahwa Makam Kapal Bosok akan menjadi salah satu Destinasi Wisata gres di Kota Serang, khususnya wisata religi.
Agar diketahui, bahwa di Lingkungan Darangong Kelurahan Curugmanis Kecamatan Curug Kota Serang, Provinsi Banten, terdapat sebuah makam yang populer dengan sebutan Makam Kapal Bosok. Sebelumnya makam ini berupa hutan gambut, tak satupun ada bangunan. Kini, makam itu disulap menjadi sebuah makam yang unik. Sesuai sebutan yang disandang semenjak dulu, kapal bososk, di areal makam ini juga telah didirikan bangunan cukup besar berbentuk kapal laut. Kapal atau makam ini dikelilingi pagar sederhana dan di dalamnya juga terdapat mushala, menara dan gazebo-gazebo tempat pengunjung nonob dan lesehan. Tidak jauh dari letak kapal, kuburan Abdullah Angga Derepa pun dilindungi dengan pondasi permanen setinggi lebih kurang 1,5 meter dengan dibungkus kain bendera merah putih. Letaknya sempurna di bawah pohon serut yang besar dan rindang dengan dikelilingi kamar-kamar penziarahan. Konon katanya, pemugaran ini dilakukan atas dasar isyarah dari Ki Angga Derepa (sebutan Syekh Abdullah Angga Derepa) kepada Ustadz Muhamad Nur.
Infrastruktur Butuh Perhatian Pemerintah
Kini, munculnya fenomena Makam Kapal Bosok telah menyedot perhatian banyak orang. Dari sebelum diresmikan hingga dikala ini, Makam Kapal Bosok selalu ramai dikunjungi orang dari aneka macam daerah. Sehingga susukan jalan di beberapa penjuru menuju lokasi ini kerap dibentuk macet. Tentu saja hal ini perlu menerima perhatian yang serius dari pihak pemerintah khususnya Pemkot Serang untuk membenahi infrastruktur yang menunjang kelancaran dan kenyamanan susukan menuju ke sana. Apa pentingnya sehingga perhatian Pemkot mesti serius? Ya, terang penting ! Menciptakan masyarakat sejahtera dan gampang berusaha demi sesuap nasi ialah kewajiban pemerintah. Sementara di sana telah tercipta acara ekonomi masyarakat cukup signifikan. Wasilah Makam Kapal Bosok ini menciptakan warga sekitar bahkan luar warga sekitar berkesempatan untuk berdagang, yang tidak tertutup kemungkinan dari sinilah kesejahteraan masyarakat sekitar akan terangkat. Dan, dari para pedagang dan parkiran itu ternyata ada salaran rutin untuk santunan anak yatim yang akan disalurkan setahun sekali oleh Pengelola.
Para Pedagang Terus Bermunculan
Seperti yang dikatakan di atas, destinasi wisata gres makam kapal bosok ini telah menyedot banyak pengunjung. Kondisi itu tentu tak disia-siakan oleh warga setempat. Mereka secara mendadak menciptakan warung-warung atau kios sederhana untuk berjualan. Berbagai macam dagangan ada di sana, dari minuman, makanan hingga pada barang cinderamata. Kebanyakan dari mereka menciptakan kios bukan di tanah sendiri, akan tetapi menyewa dari tanah wakaf dan tanah orang lain. Awalnya para pedagang terbatas berasal dari warga sekitar, namun selanjutnya banyak bermunculan pedagang dari luar warga sekitar bahkan ada juga pedagang yang sudah mangkal di Penziarahan Banten (makam Sultan Banten) pindah ke situ sebab berdasarkan mereka di situ lebih ramai.
Tempat Parkiran Merajalela
Saya menulis ini bukan cuma ngarang, tapi kasatmata hasil uji mata dulu alias penjelasan sebagaimana kata metroTivu, ups, MetroTv. Makara pribadi melihat sendiri betapa macetnya kendaraan kendaraan beroda empat dan motor di titik-titik  dekat lokasi. Dari aneka macam arah yang ditempuh pengunjung semuanya mengalami macet. Hal ini bukan saja sebab saking padatnya pengunjung, namun juga sebab susukan jalan yang dilalui kurang memadai. Pun, tempat parkir yang disediakan pihak pengelola sangat terbatas bahkan sangat tidak memadai dibandingkan dengan banyaknya kendaraan pengunjung. Dampak daripada ini, maka parkiran-parkiran liar banyak bermunculan jauh dari lokasi makam. Ada yang memakai lahan lapangan, pinggir rumah dan halaman rumah. Dikatakan liar, sebab parkiran mereka bukan mutlak resmi punya pengelola, tetapi milik pribadi. Tetapi mereka memperlihatkan bantuan dari hasil jasa parkirnya 30% masuk ke kas Pengelola. Luar biasa !
Maslahat Makam Kapal Bosok ternyata tidak hanya buat warga setempat. Akan tetapi menular hingga kepada warga di beberapa kampung yang lain khususnya kampung di luar kelurahan Curugmanis yang dilalui kendaraan pengunjung. Seperti tempat Ciwiru, Cigoong, Gadaraha, Prapatan dan Pasar Tinggar. Setiap titik pertigaan atau perempatan jalan, kendaraan mengalami macet. Dan di situlah butuh pengaturan kemudian lintas. Sehingga para warga setempat ikut mengatur kemudian lintas dengan cara tidak gratis walaupun tidak juga memaksa. Biasa, Indonesia menyerupai itu. Menurut kisah salah satu orang yang berasal dari Cigoong, penghasilan tukang parkir di Cigoong hingga menghasilkan 700 ribu rupiah sehari (hari minggu). Satu oranggg...? Ya, bukanlah...itu  jumlahnya yang dibagi-bagi.
Aji Mumpung Para Pedagang
Saya ingat waktu jaman Sekolah Menengah Pertama ada pelajaran EKOP (ekonomi koperasi). Hukum ekonomi menyampaikan bahwa konsumen banyak, maka harga barang naik. Atau barang sedikit konsumen banyak, maka harga naik. Maka pedagang meraup untung jauh lebih besar.
Saya yakin para pedagang di Makam Kapal Bosok itu 90 % tak mengenyam EKOP. Beberapa dari mereka saya kenal kok. Tapi kok, ngono ya ! Saya yang tahu teorinya tak pernah mengimplementasikannya, mereka malah mengaplikasikannya. Wah, ini bukti bahwa teori ditulis berdasarkan hasil pengalaman di lapangan, walaupun nyatanya tidak semua teori sesuai dengan prakteknya. Aji mumpung memang bukan dituntun oleh teori, akan tetapi ditentukan oleh situasi pasar di mana daripada pasar itu telah menciptakan konsumen mau tak mau harus membeli walaupun dengan harga melambung. Namanya terjebak !
Di Makam Kapal Bosok ini juga para pedagang memanfaatkan elmu aji mumpung. Mumpung laris, mumpung payu, mumpung wong sing tukune wakeh. Kopi kapal api racikan saja dibandrol satu gelas Rp5000,-. Air mineral brand Aqua dijual Rp6000,- Jadi, saya harus mengeluarkan kocek Rp16.000 untuk membayar 2 gelas kopi dan 1 botol aqua. Pikirku : “Caah...sira mah kebina-bina, kaya ning Betawi bae !” Padahal, mungkin mereka termasuk orang yang pernah menggerutu ketika berkunjung ke obyek serupa ketika jajan harganya mahal. Tapi, kok, niru ya ! Padahal, (padahal melulu - ini imbas ngarang waktu SD) saya yakin para pengunjung itu sebagian besar dari kalangan menengah ke bawah, artinya bukan orang-orang berduit. Tapi ya, gk papa, itu hak pedagang, kita gk usah ikut campur, suka beli gk suka ya jangan beli. Dan, mereka juga mungkin gk bakalan kena UU KPPU kok, sebab mereka bukan pelaku kartel. Begitu aja kok, repot ! Lah, bagaimana kalau para pembeli pada kapok semua?  Ya, paling gulung tikar ! Itu juga urusan mereka, salimaha gk konsisten hidupnya. Suka menggerutu ketika belum kebagian aja! Giliran ada kesempatan tabe’atnya sama saja ! Banyak kan, orang yang menghujat mati-matian koruptor, tapi pas ada giliran mengurus proyek PMPN aja sibuk berpikir bagaimana caranya sanggup untung? Berarti Ente belum teruji, Tong !! Yang sudah teruji itu ya, saya !. Pernah saya disogok 1 miliar untuk menjatuhkan diri dari pohon kelapa, saya tolak ! Kalau Anda saya yakin nerima, 500 juta masuk saku, 500 jutanya lagi buat nyogok yang nyuruh semoga boleh pake payung parasut.
Pokoknya berkunjunglah ke Makam Kapal Bosok pada hari Minggu atau malam Jum’at apabila ingin mengalami macet dan ramai pengunjung.
Sekian, permisi mau ngabisin kopi dulu. Terima kasih atas kunjungannya.

0 komentar:

Posting Komentar