Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!
jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..
karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir ☺️☺️☺️☺️
Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900
caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas↑↑
tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya
Jumat, 21 Oktober 2016


YANG UNIK DARI PILKADA BANTEN 2017. Semua rakyat Banten tahu, bahkan mungkin seluruh rakyat Indonesia, bahwa Rano Karno yang dulu dikenal hingga Arab itu sebagai Si Doel Anak Sekolahan, menjadi wakil gubernur Banten kemudian naik menjadi gubernur Banten lantaran sang gubernur Ratu Atut Chosiyah dicokok KPK lantaran kasus suap di Pilkada kabupaten Lebak. Yang disuap ialah Ketua MK Akhil Mochtar. Kasus Atut akhirny menjalar ke banyak sekali kasus lainnya, korupsi dan TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang).
Dalam perjalanannya, gubernur Banten Ratu Atut dikala itu, dicurigai sebagian besar rakyat Banten. Pasalnya, ia berkuasa di bawah bayang-bayang kepentingan keluarga yang koruptif. Bahkan gosip yang beredar, semua pejabat pemprov Banten yang atur ialah Wawan si adik kandung gubernur. Semua proyek dan tender harus keluarga gubernur yang menang. Lantas APBD diatur sedemikian rupa melalui gratifikasi orang-orang Banggar di DPRD Banten. Lalu apakah rakyat Banten cuma shuudzon belaka? Ternyata tidak. Terbukti, Wawan ditangkap dan menyusul berikutnya ialah gubernur. Sampai artikel ini ditulis, mereka masih berada di kamar prodeo untuk mempertanggungjawabkan lampah lakunya selama 7 tahun khusus untuk kasus Pilkada Lebak. Hukuman pelengkap untuk kasus korupsi dan TPPU, entahlah terkesan terlupakan oleh semua orang.
Roda berputar, wakil gubernur Rano Karno naik menjadi gubernur Banten tanpa wakil. Kini sudah heboh di seantero Indonesia akan diselenggarakan pilkada serentak di beberapa tempat termasuk Banten. Petahana Rano Karno mencalonkan diri menjadi cagub Banten diusung oleh PDIP, PPP dan Nasdem. Sementara dari luar bulat kekuasaan kini, yang berdagang diri untuk nyalon atau dilamar calon besar lengan berkuasa sungguhlah banyak. Baleho gambar balon terpampang di mana-mana, termasuk Andika Hazrumy dan Haerul Jaman. Andika Hazrumy ialah anak kandung Atut (berarti keponakan Haerul Jaman) dan Haerul Jaman ialah adik tiri Atut yang kini menjabat sebagai Walikota Serang. Rontok sudahlah mereka yang fotonya eksis di mana-mana itu, sesudah tahapan pilkada mendekati masanya. Calon besar lengan berkuasa yang bakal melenggang bertarung di arena pilkada ialah Wahidin Halim dan Rano Karno. Wahidin Halim positif menggandeng Andika Hazrumy sebagai wakilnya (WH - Andika) dan Rano Karno menggapit H. Embay Mulya Syarif.
Padahal jauh sebelumnya, Walikota Serang Haerul Jaman, sudah mengadakan pendekatan kepada pihak Rano untuk menjadi wakilnya. Dengan sangat percaya diri, Jaman pun menyebar baliho dan foto di seluruh wilayah Banten. Namun apa boleh bikin, Rano tidak merekrut Jaman malah milih H. Embay sebagai wakilnya. Ah, dasar politik, bodo amat dengan orang lain yang dianggap kurang menguntungkan dirinya (partai).
Lalu apa yang dianggap kurang menguntungkan dari Jaman berdasarkan kubu Rano?
Begini. Sebenarnya masyarakat Banten yang berpendidikan sudah jengah dengan pemimpin yang korupsinya luar biasa itu. Pemimpin Banten dengan nuansa jawaranya yang amat kental ialah sudah medapat banyak cap negatif dari masyarakat yang menyadari akan hal tersebut. Kecuali mereka yang merasa diuntungkan dengan situasi tersebut. Tentakel namanya. Mereka tidak peduli dengan halal dan haram yang penting jabatan aman, banyak duit dan hidup terhormat di tengah-tengah masyarakat. Mereka juga ikut korupsi. Dan, Wawanlah alat pengeruk APBD Provinsi Banten. Ingat, membisu bukan berarti tidak tahu. Rakyat Banten ini sebetulnya tahu, tapi dibentuk tidak berdaya. Tapi adakah rakyat normal yang mendoakan pemimpinnya hidup mujur terus walaupun korupsi? Singkatnya tulus begitu? Tuolol kalau ada ! Yang ada hakul yakin ialah mendoakan semoga pemimpinnya jujur bebas dari laris lampah koruptif. Jikapun terus korupsi sehingga rakyat cape pikir, ya, yang ada rakyat mendoakan semoga aturan bertindak tegas terhadap pemimpinnya. Doa rakyat Banten saya rasa dikabul Tuhan, dengan ditangkapnya Wawan dan Atut.
Nah, bagi rakyat Banten dengan kondisi Banten yang terus membangun namun sambil digerogoti sebagian itu, bukan tidak tahu. Bahkan orang luar provinsi Banten pun sudah banyak tahu kondisi Banten menyerupai itu.
Peristiwa ditangkapnya gubernur Banten dan Wawan lantaran kasus korupsi ini, sontak menerima reaksi suka cita dari rakyat Banten terutama kalangan yang berpendidikan dan masih punya secuil idealisme. Duh, ironis, pemimpinnya ditangkap KPK malah bangga bukannya sedih. Tapi perilaku antagonis rakyat Banten itu terbilang masuk akal kan, lantaran mereka merasa telah terbebas dari kungkungan tirani yang selalu menghambat lajukembangnya kesejahteraan mereka. Sudah barang tentu suasana kebatinan rakyat Banten itu gampang terbaca oleh siapa pun (baca: partai).
Semua orang yang anti dinasti selanjutnya mengatakan: jangan pilih calon pemimpin yang masih ada bau-bau dinasti. Bahkan kaukus dosen Banten sempat menciptakan petisi tolak dinasti dan viral di sosmed pada waktu itu. Silahkan baca BUTIR-BUTIR PETISI TERSEBUT DI SINI.
Itulah hubungannya Rano menentukan Embay ketimbang Jaman. Embay bukan sosok dari kalangan dinasti dan ndilalah blio mantan anggota pendiri Banten. Sedangkan Jaman ialah adik tiri mantan gubernur Banten Atut Chosiyah. Sebagai orang yang mengikuti perkembangan ambisi Pak Jaman dalam arena meraih kekuasaan ini, saya menduga Jaman sakit hati kepada Rano. Tapi juga kecewa terhadap Andika sang keponakan. Apa pasal? Karena Rano menolak blio menjadi pasangannya, dan Andika semenjak awal telah menyalip kehendak Jaman. Betulkah begitu, menyalip sungguhan? Atau hanya politik tingkat tinggi? Bodo amatlah.
Loooo...lantas apa yang unik? Ya, sebetulnya kalau Jaman gak jadi nyalon ya, gk ada yang unik. Manakala unik jikalau Jaman nyalon, lantaran akan berhadapan dengan Andika yang notabene keponakannya yang sama-sama masih kuren dinasti.
Sekarang bukan unik, tapi asing bin embuh temen artine. Yaitu Wahidin Halim, yang dulu anti dinasti dan seperti musuh bebuyutannya, malah kini menggandeng Andika. Bingung? Kalau saya sih, bingung, soalnya gak ngerti pulitik. Tapi kalau dipikir-pikir ternyata dalam politik itu tidak ada yang namanya benar, yang ada pembenaran. Jangan tanya artinya, saya sendiri gak ngerti. Pokoknya pulitik itu begitu aja ! Lho, kalau begitu kita rakyat pemilih boleh dong milih siapa pun dengan DP mie instan 2 bungkus? Ya, boleh aja kalau anak istrimu gak makan kalau gak terima DP itu. Asal kau tahu aja, Allah tidak meridoimu.
DP 2 bungkus mie instan, dengan impian dilunasi nanti dengan program-program abstrak itu akan mengubah nasib si calon manakala calon lain sama sekali tidak ngasih DP. Duh, nyesek banget dengan kondisi masyarakat menyerupai itu.
Yang jelas, tentu saja berdasarkan kaukuas dosen Banten, Petisi Bersih dari Korupsi dan Tolak Dinasti itu sekaranglah berlakunya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar