Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Senin, 10 Oktober 2016

Subhanallah, Mahmud Abas Kaprikornus Pengamen Demi Sang Buah Hati . Maaf pembaca yang budiman, Mahmud Abas artinya Mamah Muda Anak Baru Satu, jadi tidak merujuk pada seorang perjaka melainkan seorang ibu muda beranak satu. 

 
Pengamen Perempuan Bersuara Merdu
Saya rasanya nggak klop kalau browsingan nggak sambil buka facebook. Kaprikornus saya otomatis tiap buka internet niscaya buka facebook. Di sinilah saya 2 hari yang kemudian menemui postingan teman, perihal video seorang wanita muda sedang mengamen dengan bunyi yang luar biasa merdunya. Video itu hingga tuntas saya putar. Berkali-kali malah, sampai-sampai dua anakku dan satu keponakanku mendekati saya, mereka mungkin ingin tau berpikir saya sedang muter video siapa. Mereka juga saya biarkan berkali-kali muter ulang video itu. Mereka komentar : “Kok suaranya kayak artis beneran, kayak di kaset-kaset itu”. Anakku yang wanita bilang : “Ya Allah Pah, Ida suka duka lihat orang kayak gitu, ngamen sambil ngengklek-ngengklek anak kecil, ya Allah...kasihan lihat anaknya....!”
Ya, memang, merdu sekali suaranya. Perempuan itu nampaknya gres punya satu anak, atau entahlah, mungkin saja di rumahnya ada yang ditinggalkan dua lagi. Mungkin saja yang dibawa hanya yang paling kecil. Tujuannya mungkin : pertama lantaran tidak ada yang ngurus kalau ditinggalkan di rumah; kedua, mungkin sengaja dibawa sebagai alat penarik simpatik para penyaksinya. Tapi yang terang saya terlanjur menaruh rasa iba sekaligus kagum pada Mba itu. Demi menyambung hidup ia dan anaknya, rela membuang jauh-jauh rasa malu. Dia memanfaatkan bunyi merdunya yang diberikan Tuhan untuk mencari rizki, dengan pakaian yang sopan sebagai muslimah.
********
Sayang, identitas Mba Pengamen itu tidak dituliskan lengkap oleh si pengunggah video. Hanya ada goresan pena judul : pengamen bunyi merdu, dan ada sedikit aksesori komentar si mpunya status, namun tidak lengkap. Sepertinya pengamen wanita itu sedang mengamen di pasar (gang sebuah pasar). Sebenarnya mungkin video itu sudah usang terunggah dan viral di sosial media, buktinya sudah ratusan ribu yang memutar. Hanya sayanya aja yang gres melihat video itu. Tapi itu gak penting, yang penting bagaimana saya menyalurkan wangsit ini di blog. Karena semenjak melihat video itu, saya kok, keingetan terus pengen nulis di blog ini perihal video itu.
*********
Oh, ya, saya ini bergotong-royong masih gaptek pemirsa. Buktinya, saya gk bisa mengunduh video itu ke laptop saya. Terpaksa video itu saya rekam ulang dari facebook. Soalnya anjrritt...IDM saya sudah gk bisa konek kalau gk bayar. Duh, di situ kadang saya merasa sedih.
*********
Mari kita kembali ke leptop, eh, ke pengamen tadi. Mengapa sih, ia mengamen? Mengamen kan sama dengan mengemis dengan cara timbal balik. Menyanyi tanpa diminta oleh pendengar, kemudian minta duit, dan memang tidak maksa. Saya lebih sangat prihatin melihat pengamen kaya si Mba itu ketimbang belum dewasa kecil atau orang laki dewasa, bawa anak kecil lagi.
********
Apakah bagi ia mengamen yakni pilihan? Saya yakin, hakul yakin ya bukan. Mereka, apalagi si Mba itu, mengamen yakni keterpaksaan. Lalu mengapa terpaksa mengamen? Ya, tentu lantaran mereka ingin makan. dan faktor kemiskinanlah yang menyebabkan seseorang melaksanakan ngamen, walaupun tak semuanya benar.
Sebab berdasarkan dosen agama saya dulu, pernah cerita, bahwa blio pernah mengamati pengamen di kawasan Bandung. Mengikuti ke mana pengamen itu pulang. Ternyata pengamen yang ditemui di terminal itu berkumpul dengan teman-temannya di suatu tempat. Selanjutnya mereka membeli minuman keras dan minum bareng-bareng di situ. Nah, lho....Apakah pengamen model beginian tergolong cari sesuap nasi lantaran miskin? Jelas bukan ! Berarti bisa saja mereka pengamen jalanan yang berandalan. Dari semenjak itu, dosen saya itu tidak pernah lagi ngasih duit ke pengamen, katanya.
*********
Terlepas dari semua itu, kebanyakan orang menganggap adanya pengemis dan pengamen itu disebabkan lantaran kemiskinan. Bahkan ada yang menyampaikan bahwa salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin di negara ini. Hal ini sanggup dilihat dengan semakin banyaknya jumlah pengemis atau pengamen jalanan, terutama di ibukota Jakarta. Hualahh, masa sih banyaknya pengemis dan pengamen dijadikan indikator penarikan generalisasi kemiskinan negara? Mungkin salah satunya itu kali ya !
*********
Sesungguhnya yang menciptakan miris batin saya adalah: kegigihan si Ibu dan nasib si Anak. Ibu mana sih, yang tega anaknya nggak makan? Ibu mana sih, yang tega anaknya mati kelaparan? Kecuali ibu yang depresi, sampai-sampai anak kandung pun dimutilasi kemarin. Istri pulisi pula, masya Allah. Ada juga Ibu yang memukul kepala anaknya hingga mati, itu juga lantaran stress. Banyak pula ibu yang membunuh atau membuang anaknya yang gres dilahirkan, terang ini juga lantaran nggak siap menanggung aib lantaran perbuatan di luar nikah. Yang begitu-begitu itu semuanya dilakukan ibu yang absurd kejiwaannya, saya yakin. Ingat, tindakan Mba pengamen tadi yakni perilaku yang normal. Dia sedang berjuang demi sesuap nasi untuk perutnya dan perut anaknya dan mungkin masa depan anaknya (sambil menabung hasil ngamen). Tidak ada yang salah? Saya nggak berani menyampaikan ada. Saya cuma ingin bilang: betapa malangnya anak tersebut di waktu kecil. Anak kecil yang seharusnya tiap hari dielus-elus, dimanja-manja di rumah, dibelikan mainan dan diberi asupan yang bagus, malah diengklek-engklek jadi wadal kemiskinan orang tuanya. Padahal, anak yakni impian masa depan suatu bangsa, tunas yang berpotensi membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik atau bisa juga lebih buruk. Maka dari itu, amat miris rasanya melihat belum dewasa yang hidup di bawah bayang-bayang kemiskinan seorang pengemis dan pengamen jalanan. Karena mereka (anak-anaknya) ikut berjuang melawan panas dan atau hambar dikala ada hujan, bahkan debu-debu jalanan.
Ya, memang kita semua mengerti, tanggapan keterbatasan dan ketertiadaan akses, maka insan memiliki keterbatasan pilihan untuk menyebarkan hidupnya, kecuali menjalankan apa yang terpaksa ketika ini dilakukan bukan apa yang seharusnya dilakukan, karenanya potensi insan untuk menyebarkan hidupnya menjadi terhambat.
Namun saya tahu, semuanya juga tahu, kau juga tahu, ya kau juga ! Bahwa hati seorang Ibu tak akan berpikir terlalu jauh dengan kondisi yang sekarang. Seorang Ibu akan selalu berpikir kini makan apa, dan apa yang harus ia lakukan demi anaknya. Apa pun itu. Kaprikornus ajun rumah tangga di tetangga sebelah, itu masih terhormat. Yang lebih dari itu juga (hinanya) ia akan mau asalkan anaknya bisa makan atau bisa sekolah. Ibu yang milih bunuh diri lantaran kemiskian itu, bukan nggak kasihan sama anaknya, tapi lantaran ibu tersebut merasa kehormatannya jauh lebih berharga dari dihinakan orang. Tidak ada keyakinan dan tak besar lengan berkuasa mental. Ujung-ujungnya putus asa. Ingat, jangankan jiwa ibu-ibu, sekelas (Kapolsek Kebumen) saja bunuh diri ketika waktu limit bayar utang kepada anak buahnya tak kunjung berhasil. Itu lantaran malu. Tapi itu sebagian kecil saja bukan?
Kebanyakan seorang ibu yakni pejuang gigih dan kuat. Secara fisik memang lemah tapi jiwanya kuat. Karena ia selalu berusaha menguatkan diri dengan mindset yang dibentuknya. Seorang Ibu selalu berdo’a buat dirinya supaya dikuatkan oleh Allah SWT supaya bisa mengurus anak-anaknya dan suaminya bahkan Ibu dan Bapaknya. Termasuk si Mba Pengamen ini. Kuatkan jiwamu Mba, berjuanglah yang penting halal. Hidup bagaikan roda, kadang di atas, kadang di bawah. Kita ndak tahu diam-diam Allah di balik semua itu. Semoga Allah mengangkatmu menjadi seorang ibu yang mulia dan senang dunia akhirat, aamiin. Lihat videonya di bawah ini !




 Hahahahah.....mohon maaf pemirsa, ternyata videonya nggak bisa diupload. Sudahlah, ya, saya kasih URL nya aja nih, kalau gak bisa ngebuka juga, jamak ajalah login dulu ke facebook Agan ! Secawan Madu, inilah link-nya
SECAWAN MADU
Itulah campur sari pikiranku yang ingin saya sampaikan lewat blog ini. Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar