Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Minggu, 29 Mei 2016

BELAJAR DARI ANAK . Entah apa yang menggerakan hati saya sehingga saya pribadi sibuk mengedit tata letak artikel ini di lembar kerja untuk kemudian diposting di sini. Tulisan ini diambil dari akun fesbuk Teh Shofie Andriani. Setelah saya ijin dulu kepada yang punya akun, pribadi saya bersih-bersih blog ini alasannya sudah bala dan berdebu karena tahunan gak pernah dijamah dengan alasan sibuk dan tiba rasa tidak mut untuk nulis baik goresan pena pribadi maupun kopi paste. Baik, berikut goresan pena yang saya maksud, biar menginspirasi kita semua.
ilustrasi : Mulki dan Ilham
Anak kecil, mempunyai fitrah yang belum tercampur dan tercemar dengan dosa dan kemaksiatan. Sehingga wajah dan mata anak kecil itu terlihat higienis dan bening. Polos .. tak ada beban. Tertawa dan menangisnya lepas. Menggemaskan. Hidupnya tanpa beban. Maka mencar ilmu dari anak kecil sungguh sangat menarik.
Setidaknya ada 4 hal yang kita sanggup mencar ilmu dari sifat anak kecil:

 
Anak gres bisa tengkurep

1. Tidak Pendendam
Perhatikan anak kecil bila sedang bermuamalah dengan teman sebayanya. Semula mereka asyik bermain sambil ketawa-ketiwi. Dan beberapa dikala kemudian salah satu di antaranya atau keduanya akan manangis alasannya rebutan sesuatu. Dan bahkan bisa terjadi salah satu di antaranya ada yang hingga terluka.
Sekali lagi perhatikan! Apakah ada yang dendam di antara keduanya? Kita bahkan melihat.. tidak dalam waktu yang terlalu usang mereka sudah kembali asyik main bareng lagi, seolah tak pernah terjadi apa-apa pada mereka.
Lalu bagaimana dengan kita yang sudah tidak pantas disebut anak kecil lagi? Mengapa kita bila sedang bermuamalah dengan sesama kemudian harus menyimpan dendam? Akankah dendam itu akan menciptakan kita bisa jadi kaya? Apakah bila melepaskan dendam akan menciptakan kita menjadi lebih cakep, lebih berwibawa? Apakah bila kita melampiaskan dendam akan menciptakan kita jadi lebih mulia?
Sungguh orang pendendam akan rugi dunia dan akherat. Di dunia hidupnya tidak akan pernah tenang.. dan di akherat ia menjadi orang yang bangkrut.
Jadilah orang yang berkepribadian luar biasa. Dan jangan puas menjadi pribadi yang biasa-biasa saja. Pribadi yang biasa itu bila ia didholimi orang lain, ia akan memaafkan. Sampai di situ saja. Tetapi pribadi yang luar biasa, bila ia didholimi, ia tidak hanya memaafkan, tetapi ia bahkan membalasnya dengan kebaikan.
2. Tidak Malu Bertanya
Camkan. Jangan pernah jengkel bila ditanya anak kecil. Karena ia memang akan selalu bertanya. Memang terkadang pertanyaan itu menciptakan kita tak bisa untuk bisa menawarkan tanggapan dengan tepat. Kadang ia bertanya pada dikala kita mau istirahat melepas lelah.
Ingatlah. Ketika anak bertanya itu setidaknya ada 3 hikmah.
- anak bertanya itu menerangkan sel otaknya sedang bekerja. Itu pertumbuhan yang baik. Biarkan ia berkembang.
- anak bertanya itu berarti ia percaya kepada orang tuanya. ia percaya kalau orang tuanya pinter. ah.. andaikata ia gak percaya sama orang tuanya kemudian ia justru bertanya kepada orang lain? "percuma tanya ayah atau ibu, paling juga gak ngerti". berabe kan?
- bila anak bertanya itu berarti ia sedang mencar ilmu berkomunikasi. ia mencar ilmu memberikan idenya kepada orang lain.
Karena itu bila anak bertanya harus kita apresiasi. Ia sedang menuntut ilmu. Karena bertanya itu kuncinya ilmu.
Maka lihatlah diri kita. Kenapa harus aib untuk menanyakan kebenaran. Kenapa aib untuk bertanya apakah aqidah kita sudah benar, apakah sholat kita, wudhu kita, muamalah kita sudah benar. Bertanyalah, kenapa ini dilarang, itu dilarang. Bertanyah.. tak perlu malu. Dan bertanyalah kepada sumber yang benar sehingga engkau tidak tersesat.
"Seseorang itu tidak akan bertambah ilmunya dikarenakan ia seorang pemalu dan ia orang yang sombong".
3. Tidak Praktis Berputus Asa
Pernah lihat anak sapi lahir dan mencar ilmu berjalan? Anak sapi tak membutuhkan waktu yang usang dikala ia keluar dari perut induknya hingga ia bisa berjalan. Begitu keluar.. ia bergerak-gerak.. kemudian bangun dan ibarat otomatis ia bisa berjalan. Demikian halnya yang umumnya terjadi pada hewan-hewan lain.
Berbeda dengan anak kita. Dari lahir hingga ia bisa berjalan cukup panjang prosesnya. Saat gres lahir, si anak cuma bisa terlentang dan bahasanya hanya menangis. Kemudian ia mulai menggerak-gerakkan kaki dan tangannya. Ia bahkan belum bisa melihat dengan sempurna. Kemudian dikala ia mulai bisa melihat, ia bisa menawarkan respon dikala ditimang. Ia terus bergerak sehingga mulai bisa miring ke kiri atau ke kanan hingga alhasil bisa tengkurap. Ia tersenyum menang dikala bisa tengkurap tetapi kemudian menangis dikala tak bisa kembali.
Selanjutnya ia mencar ilmu merayap hingga ia bisa duduk. Duduk pun kadang ia goyang dan terjatuh. Ia mencoba meraih-raih sesuatu hingga tahu-tahu ia bisa merangkang. Dari sini ia terus bergerak dan meraih pegangan untuk mulai berdiri. Kemudian ia mencoba untuk mulai melangkahkan kakinya setapak demi setapak. Dan alhasil ada teriakan senang dari orang tuanya: "hey.. anakku sudah bisa berjalan!"
Subhanallah. Alhamdulillah.
Perhatikan.. betapa lamanya proses itu. Rata-rata butuh waktu 12-15 bulan! Entah berapa kali kepalanya terbentur sesuatu. Dan beberapa kali juga ia harus menangis kesakitan. Tetapi adakah anak kecil yang putus asa, kemudian ia berhenti tak mau meneruskan untuk bisa berjalan? Bahkan ibarat tak pernah mencicipi sakitnya bila ia terjatuh. Tak ada bosannya ia terus berusaha. Dan malah ia melaksanakan terus dengan wajah yang ceria. Anak kecil tak pernah berputus asa dalam belajar!
Lantas bagaimana dengan kita? Belajar bahasa arab yang dengannya kita bisa mengetahui ilmu dien... kenapa kemudian berhenti mencar ilmu begitu ustadznya kasih PR? Kenapa harus mencari-cari dalih.. "ah, yang wajib itu kan belajarnya. untuk pinter kan tidak ada kewajiban....".
Sudah tahu keutamaan duduk di majlis ilmu, tetapi kenapa malas mendatanginya dengan dalih yang macam-macam. Kenapa cepat mutung ketika mencar ilmu menghafal surat-surat Al Qur'an? Kenapa begitu bersemangat mencari ilmu dunia, tetapi ibarat tak ada niat untuk mencari ilmu akherat? Padahal itu yang bisa menyelamatkanmu dari api neraka dan yang bisa mengantarkanmu masuk ke surga?
Ingatlah. Allah tidak membebani ummat-Nya melebihi batas kemampuannya. Maka bila kita diuji dengan kehilangan anak, Allah tahu kita besar lengan berkuasa menanggungnya. Jika Allah menguji dengan kesempitan rezki, Allah tahu kita bisa melaluinya.
Ingatlah. Sesungguhnya di balik kesulitan itu ada kemudahan. Ketika malam hingga di puncak gelapnya, tak usang kemudian Allah akan menerbitkan fajarnya. Setelah gelap sesudahnya terang.
Ingatlah. Setiap ujian itu diiringi dengan hikmah. Tidaklah Allah menguji seseorang melainkan melalui ujian itu Dia akan menggugurkan dosa-dosa hambanya dan mengangkat derajatnya.
Maka berusahalah untuk lulus dikala diuji. Bersabarlah dan jangan sekali-sekali berputus asa.
4. Jujur
Kejujuran anak kecil itu asli. Kalau ia menyampaikan sesuatu itu tidak enak.. maka ia sedang tidak berbasa-basi. Kaprikornus kalau merasa tidak cakep, tak perlu bertanya kepada anak. Hehe...
Kadang malah orang tuanyalah yang sadar atau tidak sadar mengajari kebohongan. Hanya alasannya tidurnya tidak ingin terganggu, ia harus berpesan bohong pada anaknya: "nanti kalau ada tamu, bilang ayah tidak ada ya..."
Hayo ngaku.. pernah melakukan, kan? Hehe....
Jujur akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan ke surga. Sebaliknya, kebohongan akan membawa keburukan dan keburukan akan bisa menyeret ke neraka.
Semoga kita bisa mengambil faedah yang banyak dari "Belajar Dari Anak"
Catatan kecil dari kajian Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA. (yang ditulis di FB oleh Shofie Andriani).

0 komentar:

Posting Komentar