![]() |
K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) |
Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!
jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..
karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir ☺️☺️☺️☺️
Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900
caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas↑↑
tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya
Rabu, 25 Juni 2014


Capres Prabowo Terganjal Lagi Oleh GP Ansor . Bagai menepuk air di dulang memercik muka sendiri. Tepatnya, semua perbuatan baik positif maupun negative akan kembali kepada pembuatnya cepat ataupun lambat. Inilah yang digambarkan oleh Prabowo dikala ini tatkala ia sedang berusaha menarik simpati semua rakyat Indonesia dalam pertarungan Pilpres 2014-2019. Pasalnya, Prabowo dulu pernah menghina Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyerupai dilansir merdeka.com berikut ini.
Merdeka.com - Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Nusron Wahid , meminta warga Nahdlatul Ulama (NU) tak melupakan orang-orang yang telah menghina mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Hal itu diungkapkan Nusron terkait pernyataan Prabowo Subianto pada 2001 silam kepada jurnalis investigatif asal Amerika Serikat, Allan Nairn, yang menghina Gus Dur .
"Gus dur memang banyak dihina orang. Warga NU jangan lupakan itu. Kita memaafkan iya, tapi tidak melupakan. Kita memaafkan Prabowo , tapi tidak melupakan Prabowo ," kata Nusron kepada merdeka.com, Rabu (25/6).
Meski mengaku memaafkan, Nusron menyatakan tak akan melupakan pernyataan Prabowo tersebut. Dia juga menegaskan reaksi yang diambil atas hinaan itu tidak akan menentukan Prabowo di Pilpres 9 Juli nanti.
"Reaksi kita cuma satu, kita tidak pilih Prabowo alasannya ialah pernah menghina Gus Dur , titik," tegasnya.
Sebelumnya, Allan Nairn, jurnalis investigatif asal Amerika Serikat, mengaku tergugah untuk memperlihatkan testimoni kepada publik Indonesia perihal sosok Letjen (Purn) Prabowo Subianto yang kini ialah calon presiden. Pewarta yang pernah ditahan rezim Soeharto dikala meliput di Timor Timur ini menilai banyak pernyataan Prabowo kini bertolak belakang dengan apa yang disampaikan ia dulu.
Nairn mengaku wawancara yang ia lakukan di kantor Prabowo , daerah Mega Kuningan, Jakarta Selatan, pada Juni dan Juli 2001 ialah off the record dan bersifat anonim.
Salah satu yang disorot Nairn dari Prabowo kini ialah perilaku mantan menantu Soeharto itu yang memanfaatkan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam kampanye pilpres dikala ini. Dalam sebuah video yang lalu dijadikan iklan oleh kubu Prabowo , tampak Gus Dur mengatakan, "Orang yang paling lapang dada kepada rakyat Indonesia itu ialah Prabowo ."
Namun, kata Nairn, perilaku Prabowo dulu terhadap Gus Dur sangatlah kontras. "Di hadapan saya Prabowo tak henti-hentinya mengecam Gus Dur dan demokrasi," tulis Nairn.
"Indonesia belum siap untuk demokrasi. Di negara kami ini masih ada kanibal, masih ada kerumunan yang bikin rusuh," demikian ucapan Prabowo yang dicatat Nairn.
Indonesia perlu, lanjut Prabowo , "rezim adikara yang jinak". Prabowo , kata Nairn, juga menyampaikan bahwa keragaman etnis dan agama ialah penghalang demokrasi.
Bahkan, kata Nairn, Prabowo pernah menghina fisik Gus Dur . "Militer pun bahkan tunduk pada presiden buta! Bayangkan! Coba lihat dia, bikin aib saja!" demikian Prabowo menyerupai dikutip Nairn.
"Lihat Tony Blair, Bush, Putin. Mereka muda, ganteng dan kini presiden kita buta!" kata Prabowo lagi dalam catatan Nairn lagi.
Prabowo, kata Nairn, menginginkan sosok yang berbeda untuk menjadi presiden. Dia menyebut sosok Jenderal Pervez Musharraf dari Pakistan.
Untuk diketahui, Musharraf telah menangkap perdana menterinya yang sipil dan mendirikan kediktatoran. Prabowo menyatakan kekagumannya pada Musharraf.
Prabowo kelihatan berpikir keras apakah dirinya sesuai dengan sosok yang ia bayangkan. Apakah ia bisa menjadi Musharraf-nya Indonesia.
"Apa saya cukup punya nyali," tanya Prabowo , "apa saya siap kalau disebut 'diktator fasis'?"
"Musharraf punya nyali," kata Prabowo . Terkait dirinya sendiri, kata Nairn, Prabowo membiarkan pertanyaan tersebut tak terjawab.
Terkait testimoni Nairn ini, Prabowo maupun tim suksesnya belum sanggup dikonfirmasi.***
Demikian, mari kita salurkan pilihan kita pada 9 Juli 2014 nanti.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar