Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Kamis, 30 Maret 2017

REKAM JEJAK RADIKALISM WAHABI .
Kata Pengantar

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم


الحمد لله وكفى، والصلاة والسلام على سيدنا المصطفى أما بعد:
Wahabi atau wahhabiyyah yakni sebuah sebutan untuk para pendukung paham Muhammad bin Abdul Wahhab. Walaupun mereka menolak penisbatan wahabi/wahabiyyah ini atas gerakan kelompok mereka, namun para tokoh dan ulama mereka sendiri mengakui dan membanggakan penyebutan wahhabi /wahabiyyah terhadap kelompok pembela paham Muhammad bin Abdul Wahhab ini sebagaimana akan penulis terangkan dalam buku ini.

Sekte Wahhabi ini semenjak awal kemunculannya sampai dikala ini selalu terjadi bentrok dengan lebih banyak didominasi kaum muslimin lainnya, disebabkan paham-paham yang mereka bawa banyak berseberangan dengan paham lebih banyak didominasi kaum muslimin yang semenjak dulu berpaham Ahlus sunnah wal-Jama’ah. Sekte wahhabi ini selalu berteriak lantang mengajak kaum muslimin untuk kembali pada tauhid yang murni versi mereka dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan dan kekafiran, lantaran berdasarkan mereka semenjak masa Muhammad bin Abdul Wahhab bahkan sebelum kelahirannya sampai dikala ini, pada umumnya kaum muslimin telah banyak melaksanakan perbuatan jahiliyyah, syirik dan kufr yang menjadikan keluar dari Islam mirip melaksanakan praktek tawassul dengan nabi atau orang shaleh yang telah wafat. Dan tidak sedikit masalah furu’ ijtihadiy (masalah cabang yang yang masih diperselisihkan ulama) mereka jadikan masalah ushul (pokok) yang kalau bertentangan dinilainya bid’ah, musyrik atau kafir sehingga sering kali verbal mereka, kitab-kitab, buku-buku, situs, majalah, bulletin, radio, televisi dan media lainnya tidak sepi dari vonis-vonis syirik, kafir atau bid’ah bagi yang bersebrangan dengan doktrin dan qaidah mereka.
Bahkan banyak sekali masalah furu’ yang terjadi saling vonis bid’ah sesama kelompok mereka sendiri, contohnya Ibnu Utsaimin menilai masalah meletakkan kedua tangan di dada sesudah ruku’ yakni sunnah,[1] namun Albani menilainya itu bid’ah dhalalah.[2] Ketika kita sodorkan fakta ini pada mereka, maka mereka mungkin akan menjawab “ Ulama kami berijtihad, kalau benar maka mendapat dua pahala dan kalau salah, maka mendapat satu pahala “, lantas apa bedanya dengan para ulama besar yang berbeda pendapat dalam masalah semisal maulid, talqin, membaca Alquran di kuburan dan lainnya?? Ya, mungkin prinsip mereka yakni kalau ulama mereka saling berselisih, maka mereka menilainya itu ijtihad bukan bid’ah tetapi kalau ulama di luar kelompok mereka berselisih, maka mereka menilainya bid’ah atau sesat. Misal lainnya : Ibnu Baaz[3] dan Ibnu Utsaimin[4] menyampaikan bahwa memakai tasbih ketika berdzikir bukanlah bid’ah, sedangkan Albani[5], Ibnu al-Fauzan[6] dan Bakar Abu Zaid mengatakannya bid’ah dhalalah bahkan hal itu mirip dengan orang-orang kafir. Fa subhanallah Muqassimil ‘uquul..
Slogan yang mereka dengungkan di tengah-tengah kaum muslimin memang terdengar elok dan indah di indera pendengaran mirip “ Kembali kepada al-Quran dan Sunnah “, “ Tidak ada kawasan meminta kecuali hanya kepada Allah “, “ Tidak ada proteksi kecuali dari Allah “, sehingga tidak sedikit kaum muslimin yang terpengaruh oleh paham mereka. Namun slogan-slogan yang mereka dengungkan realitanya tidaklah sesuai dengan pedoman Ahlus sunnah waljama’ah meskipun mereka mengakui sebagai Ahlus sunnah waljama’ah satu-satunya, slogan-slogan itu tidaklah jauh berbeda dengan apa yang telah disindir oleh sayyidina Ali Radhiallahu ‘anhu “ Kalimaatu haqqin uriida bihaal baathil “, “ Kalimat haq tapi yang dimaksud yakni kebatilan.
Dakwah mereka bukan membawa kedamaian dan persatuan umat Islam justru malah membawa perpecahan dan permusuhan di antara kaum muslimin sendiri, sehingga terjadi konflik tajam yang berkepanjangan seakan tak akan pernah ada habisnya. Inilah fitnah terbesar dalam agama yang jauh-jauh hari telah dinformasikan oleh Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam :
 عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ اِسْتَقْبَلَ مَطْلَعَ الشَّمْسِ فَقَالَ مِنْ هَا هُنَا يَطْلَعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ وَهَا هُنَا اْلفِتَنُ وَالزَّلاَزِلُ وَاْلفَدَّادُوْنَ وَغِلَظُ اْلقُلُوْب
Dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menghadap ke arah matahari terbit seraya bersabda “Dari sini muncul tanduk setan, dari sini muncul fitnah dan kegoncangan dan orang-orang yang bersuara keras dan berhati bernafsu “. [HR. Thabrani, Mu’jam Al Awsath 8/74 no 8003]
Dalam hadits lainnya Nabi bersabda :
سَيَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمانِ قَومٌ أَحْدَاثُ اْلأَسْنَانِ سُفَهَاءُ اْلأَحْلاَمِ يَقُوْلُوْنَ قَوْلَ خَيْرِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَؤُونَ اْلقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّيْنَ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ، فَإذَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ ، فَإِنَّ قَتْلَهُمْ أَجْراً لِمَنْ قَتَلَهُمْ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ اْلقِيَامَة
“ Akan keluar di tamat zaman, suatu kaum yang masih muda, berucap dengan ucapan sebaik-baik insan (Hadits Nabi), membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya, maka kalau kalian berjumpa dengan mereka, perangilah mereka, lantaran memerangi mereka menuai pahala di sisi Allah kelak di hari kiamat “.(HR. Imam Bukhari : 3342)
Dalam buku ini penulis menguraikan sejarah awal kemunculan sekte takfir (mudah memvonis kafir), tasyriik (mudah memvonis syirik) dan tabdii’ (mudah memvonis bid’ah) ini biar kaum muslimin lebih mengetahui doktrin-doktrin menyimpang yang dibangun oleh mereka sehingga harapannya nanti tidak gampang dipengaruhi oleh manisnya rayuan dakwah mereka di balik topeng yang mengatasnamakan tauhid dan shalaf shaleh. Dalam buku ini penulis juga menguak secara ringkas sejarah kaum Khawarij yang telah diinformasikan oleh Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak haditsnya semenjak masa Nabi, imam Ali dan generasi-generasi Khawarij selanjutnya yang mewarisi doktrin takfirnya salah satunya sekte Wahhabi ini yang kini menjelma menjadi salafi atau salafiyyah yang mengklaim kelompok merekalah pengikut manhaj salaf shaleh satu-satunya.
Refrensi sejarah dan pedoman sekte ini, penulis nukil dari kitab-kitab karya ulama mereka (wahabi) sendiri baik yang sezaman dengan pendiri mereka atau bahkan karya-karya syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri maupun para ulama setelahnya biar penjabarannya menjadi terang, adil dan jelas. Baik kitab-kitab sejarahnya, ideology, fiqih maupun kumpulan fatwa-fatwa ulama mereka. Dan sebagian juga kami ambil dari karya tulis para ulama mu’tabar di luar sekte ini sebagai penyeimbang informasi.
Buku ini penulis bagi menjadi enam potongan sebagai berikut :
Bab I menguraikan sejarah ringkas Muhammad bin Abdul Wahhab yang penulis sertakan scan redaksi dari kitab-kitab sejarah ulama Wahhabi sendiri dan sedikit dari kitab sejarah ulama Ahlus sunnah selain mereka sebagai penyeimbang informasi. Pada potongan ini, penulis angkat penuturan sejarawan Wahhabi dalam kitab-kitab sejarah mereka yang berbicara secara nrimo dan gembira berkenaan kerancuan paham, keberingasan dan kekejaman Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya yang dianggap sebagai paham Islam yang murni, dan dianggap telah sesuai dengan al-Quran dan manhaj Nubuwwah. Dan setiap selesai penukilan, penulis tuangkan komentar penulis sebagai penjelas dan penjelasan pada duduk masalah yang terjadi sebenarnya, biar menunjukkan pemahaman yang terperinci dan sesuai realitanya pada pembaca.
Bab II menguraikan wacana fitnah tanduk syaitan yang telah diinformasikan oleh Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits sahihnya. Dalam potongan ini, penulis berusaha menjelaskan secara detail posisi letak munculnya fitnah dan kegoncangan dahysat tersebut secara ilmiyyah, sesuai kaidah ilmu hadits dan ushul fiqih, di mana hal ini juga menjadi konflik dan dilema di dalam memahami makna dan menetapkan posisinya, penulis sertakan pula komentar para ulama mu’tabar dari aneka macam hebat disiplin ilmu, baik hebat tafsir, hadits, fiqih, nahwu, buldan dan ilmu geografi.
Penulis juga memaparkan hadits-hadits sahih yang menerangkan  sifat dan ciri-ciri para pembawa fitnah tanduk syaitan tersebut disertai komentar para ulama Ahlu sunnah yang mu’tabar yang juga terkait dengan munculnya kaum Khawarij dan Wahhabi ini. Dalam potongan ini penulis juga menyebutkan beberapa fitnah yang terjadi di Najd sesuai histori yang ada dalam kesaksian kitab-kitab ulama sejarah.
Bab III menguraikan sebagian penyimpangan kaum wahabi yang menjadikan terjadinya konflik dengan kaum muslimin lainnya dan bantahan atasnya secara ilmiyyah dan aergumentativ.
Bab IV menguraikan konsep tauhid wahhabi yang menjadi dasar konflik dengan lebih banyak didominasi kaum muslimin. Pembagian tauhid yang mereka ada-adakan menjadi problem yang merenggangkan keharmonisan di tengah-tengah umat Islam. Sehingga muncullah pemahaman takfir, tasyrik, tabdi’ dan tadhlil kepada lebih banyak didominasi umat Islam dan bahkan kepada para ulama besar Ahlus sunnah wal-Jama’ah.  Bantahan atas pembagian tauhid yang bathil ini, juga penulis paparkan secara detail dan aergumentativ.
Bab V menguraikan konsep aqidah tajsim kaum Wahhabi khususnya dari para ulama mereka belakangan ini yang semakin menyimpang jauh dari sebelumnya. Konsep doktrin yang mensifati Allah dengan sifat-sifat makhluk sampai pada taraf menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, Naudzu bilahi min dzaalik… Penulis sertakan pula ucapan-ucapan para ulama besar dari kalangan salaf dan khalaf wacana doktrin yang dibawa oleh Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.
Bab VI menguraikan kegoncangan dan pertentangan yang terjadi di kalangan Wahhabi sendiri dalam masalah doktrin yang mengambarkan bahwa doktrin mereka bathil dan bukan berasal dari doktrin Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam yang diikuti oleh para sahabat dan lebih banyak didominasi ulama Ahlus sunnah wal-Jama’ah.
Semoga buku ini menjadi potongan dari benteng doktrin Ahlus sunnah wal-Jama’ah dan menjadi obat penawar dari virus-virus wahabisme yang sudah menjangkiti sebagian saudara-saudara kita.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru besar penulis al-Fadhil, al-‘Alim, al-Karim ibnu al-karim al-Habib al-Ustadz Taufiq bin Abdul Qadir as-Seggaf yang telah membimbing dan mendidik penulis di pesantrennya sehingga penulis banyak mendapat ilmu agama yang bermanfaat sesuai pedoman Ahlus sunnah wal-Jama’ah dan para salaf shaleh. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada al-Ustadz Muhammad Ma’ruf ketua Lembaga Bahtsul Masail NU Surabaya yang telah mendukung penulis di dalam merealisasikan karya tulis ini dan juga kepada pihak penerbit Khalista yang telah bersedia menerbitkan buku ini, semoga Allah subhanahu wa Ta’aala membalas semuanya dengan sebaik-baik balasan. Kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan dari pembaca sekalian demi kebaikan dan perbaikan buku ini dalam edisi-edisi berikutnya.
وَمَا تَوْفِيْقِي اِلاَّ بِاللهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ

Pasuruan, 10 Maret 2013
Achmad Imron R
(FB : Ibnu Abdillah Al-Katibiy)
[1] Lihat kitab Majmu’ Fatawa wa Rasaail Syaikh Ibnu Utsaimin jilid 13 potongan shifatir ruku’
[2] Lihat kitab Shifah shalatin Nabi, Albani : 120
[3] Khalid bin Abdurrahman al-Jarisyi Ulama al-Balad al-Haram : 989
[4] Khalid bin Abdurrahman al-Jarisyi Ulama al-Balad al-Haram : 990
[5] Qamus al-Bida’ : 695
[6] Lihat al-Bida’ wa al-muhdatsat : 435

Sumber : santri.net

Silahkan E-Booknya download di sini

0 komentar:

Posting Komentar