Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Senin, 23 Januari 2017

Tips Tepat Kredit Mobil dari Hasil Tunjangan Sertifikasi Guru . Siapa sih, orangnya yang tidak mengidamkan punya mobil? Ya, memang ada, tapi terbatas pada kalangan sufi dan itu rasa-rasanya bisa diitung dengan jari. Seorang sufi – salah satunya paku Banten, Abuya Mumfasir Padarincang malah belum usang ini diberitakan telah wafat. Makin mengurang saja jumlahnya kan?

Yang namanya sertifikasi guru, ya niscaya guru yang mendapatkannya. Dosen juga dong..! Emang dosen bukan guru? Ya, guru juga. Cuma bedanya, bila dosen ialah insan biasa, sedangkan guru sekolah, insan amat biasa. Amat biasa dengan kesederhanaannya, apa adanya, gak cukup dicukup-cukupin dan jarang mengeluh tapi aduh-aduhan ! Namun di balik semua itu, tentu sebagai insan guru niscaya mempunyai keinginan untuk hidup layak dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya keinginan untuk mempunyai mobil. Sebab di jaman kini ini kendaraan beroda empat bukan lagi termasuk barang glamor (lux). Tetapi sudah menjadi kebutuhan setiap orang, kecuali para sufi tadi. Dulu, waktu penak jamanku toh, eh...jaman saya sekolah, kendaraan beroda empat dinyatakan sebagai barang glamor dalam pelajaran Ekop (Ekonomi dan Koperasi). Sekarang tidak.
Nah, ngomong-ngomong ihwal mobil, saya punya pengalaman ngobrol dengan teman seprofesi. Ndilalah dia juga guru SD, sama dengan Anda (eh, maaf Bu Pipit dosen ya! Dan Pak Almasis guru SMA, hehe...). Begini ceritanya:
Sepulang sekolah saya mampir ke rumah teman sebut saja Munawar (kalau mawar untuk perempuan). Saya agak terkejut campur bangga, lebih-lebih iri. La gimana gak iri, wong kemarin-kemarinnya saya mampir belum ada itu mobil, kini nongkrong sebuah kendaraan beroda empat gres Honda JAZZ, belum ada pelat nomornya. Kepada guru, otak saya tidak ngeres, tidak ada prasangka hasil korupsi, mustahil ! Kalau Kepala Sekolah, ya masih mungkin-mungkin saja. Tapi jangan disuudzonilah, bila terjadi kepada Kepala Sekolah punya kendaraan beroda empat Jazz, harus tetap tabayyun dulu. Kalau hasil tabayyun ternyata benar suka main serong sama guru, ya doakan saja supaya beliau bisa lari dari hisaban akhirat. Kalau bisa sabetan malaikat suruh dilawan saja. Kalau seseorang itu sadar, kelakuannya kini itu ya, lagi melawan Allah dan malaikat toh ! Cuma tidak berhadapan !
Setelah saya berpikir dari mana harus memulai pertanyaan, lalu saya bertanya kepada Munawar. “Ngomong-ngomong DP-nya berapa kendaraan beroda empat ini?” Tanpa babibu dan merasa dijebak, beliau eksklusif jawab, “65 juta ditambah dari cash back 22 juta, jadi jumlahnya 87 juta”. “Angsurannya berapa 5 tahun?”.  “Heee, gak lima tahunlah...cuma 4 tahun, angsurannya 5 juta 200 ribu”. “Busyet, perbulan 5 juta lebih, emang gajimu berapa, dibanding honor gua aja masih gedean gua Luh”. “Iya....tapi sisa honor Lu berapa?, katanya. “Lima ratus ribu !” jawabku sekenanya, emang nyatanya juga segitu, hehe.  “Udah, ngopi dulu akh, ngobrolnya sambil ngopi ni di dalem !”
“Begini Joy, Honda Jazz itu ialah idaman saya semenjak sekolah, yang lain no !”
“Ngehe, Luh, idaman semenjak sekolah, emang Honda Jazz diproduksi tahun 80 hingga sekarang?  Jaman kita sekolah Honda Jazz belum ada, kampret. Mobil Jazz itu generasi pertamanya diproduksi pada tahun 2001, generasi kedua tahun 2007-2014 dan yang kini ini termasuk generasi ketiga”.
“Heheh....ngenak-enak ngomong doang Joy...!! Cita-citanya kan semenjak sekolah. Tapi kok, dewek apal sih generasi-generasi kendaraan beroda empat Honda Jazz? Dasar, kau mah dari semenjak sekolah juga jenius sih !!
“Lu yang dasar, guru muda tapi gaptek, kan informasi apa saja ada di Wikipedia War ! Udah, cepetan bagaimana ceritanya bisa ngembat Jazz nih?”
“Gini Joy, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Makara semenjak saya sanggup proteksi sertifikasi sebesar 8 jutaan selama 8 tahun ini, paling yang saya ambil 4 juta untuk resiko hidup. Sisanya saya tabung untuk DP, sehabis saya itung-itung ternyata cukup untuk DP 65 juta bahkan masih gede sisanya. Nah, sisa DP ini dipakai untuk cadangan angsuran selama 4 bulan sebelum sertifikasi cair. Makara berdasarkan perhitungan, nanti bentar lagi serti cair, tapi angsuran pertama sudah ada, termasuk angsuran kedua dan ketiga. Makara tidak ada resiko bakal ngubeng sudug sana, sudug sini cari duit buat storan, puas? Tapi off the record Joy !”
Saya cuma manggut-manggut kagum dan salut atas kesabarannya. 8 Tahu boo...hasilnya Honda Jazz. Persyetan juga dengan pesan off the recordnya, boro-boro off the record, malah saya jadikan kisah di sini ! Hahah.....
“Ohh....begitu ! Syukurlah War, kau andal bisa sabar dalam meraih cita-cita. Berkah buat kamulah, saya ikut bangga. Mudah-mudahan saya bisa mengikuti tips jitu kau ini. Tapi ya, sudah terlambat ya buat saya !”
“Lo kok, terlambat? Kalau mau mengikuti caraku, mending mulai semenjak sekarang, daripada tidak sama sekali !”
“Maksudku, emh, emh, emh...sertiku udah coceng separo, digadaikan ke BPR War !”
Munawar galau rupanya, tanpa solusi tapi kopi habis ditegot lagi.

0 komentar:

Posting Komentar